My Journal

Belajar Dari Perjalanan Panjang Fransiska Hadiwidjana

Hari ini saya ingin bercerita tentang salah satu teman saya yang menurut saya memiliki perjalanan karir yang menarik untuk disimak. Saat ini Fransiska Hadiwidjana, atau saya biasa panggilnya PW (dari nama tengahnya, Putri Wina), merupakan founder dan CEO dari situs jual beli online bernama Kleora. Sekilas tentang Kleora, Kleora adalah situs jual beli online khusus wanita yang sudah mendapatkan funding dari Rebright Partners dan Angel Investor.

PW merupakan salah satu mahasiswa Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB yang saya kenal. Waktu itu saya kenalan di dalam gedung Sabuga di saat sedang daftar ulang. Kala itu PW memperkenalkan diri bernama Puput :p Setelah itu kami sama-sama masuk IT (saya di STI, PW di IF) dan sering beraktivitas bareng di kampus, terutama di keorganisasian. Kita di satu lembaga yakni divisi Hubungan Lembaga yang kerjaannya tiap malem ada forum diskusi sampai dini hari, lalu pernah juga kita kerja di satu divisi eksternal dalam kepanitiaan Arkavidia (acara besarnya himpunan informatika ITB). Jadi saya cukup kenal banyak lah dengan PW. Secara akademis pun PW juga bisa dibilang yang nomer satu.

Foto semasa di kampus

Foto semasa di kampus

Di angkatan saya, ada dua orang yang menurut saya yang memiliki determinasi dalam hidup yang sangat tinggi (baca: ambisius). Yang pertama adalah PW dan yang kedua adalah Niki (co-founder dari Goers, startup yang juga lagi berkembang cepat). Uniknya lagi, mereka berdua pernah bekerja bareng di sebuah startup yang bernama IndonesiaTechnologies :p Tapi itu beda cerita. Hehehe. PW sendiri dari sisi experience bisa dibilang sangat menonjol. Dia pernah menang Startup Chile (dapet mentorship di chile dan uang 40.000 dolar), ikut program Singularity University (ini program kerja sama dengan Nasa dan berlokasi di Silicon Valley, dan bikin sarung tangan untuk deteksi penyakit, canggih deh, nama startupnya Medsensation), pernah ikut juga Google Summer Code, internship di Microsoft, UKP4, dan banyak lainnya.

Sarung tangan canggih startupnya PW dulu

Sarung tangan canggih startupnya PW dulu di Medsensation

Melihat jejak itu, rasanya tinggal tunggu waktu sampai PW bikin startupnya sendiri. Dan akhirnya tahun lalu PW bikinlah Kadriana yang lalu berganti nama menjadi Kleora. Saya dengan startupnya PW bisa dibilang cukup dekat. Literally dekat karena PW sempat ngantor di kantor Arsanesia waktu timnya masih kecil. Jadi sedikit banyak tahu lah berbagai cerita dan strategi untuk Kleora ke depan seperti apa. Pengalaman yang segudang dan etos kerja yang tinggi (PW ini klo kerja bisa non stop dari pagi sampai malem ngodingnya) membuat Kleora bisa deal dengan investor dalam waktu yang sangat singkat. Jadi emang bener, investor itu ngeliat orangnya atau timnya dulu, baru idenya.

Setelah Kleora pindah kantor untuk ekspansi, Arsanesia juga pindah kantor di awal tahun, saya belum pernah main lagi ke kantor Kleora. Baru minggu lalu main ke sana untuk ngobrol-ngobrol, ngeliat kantornya yang sekarang jauh lebih keren dibandingkan waktu ngantor bareng saya yang cuma di garasi :p Kita ngobrol panjang tentang perjalanan startup masing-masing dan saya banyak belajar juga dari perjalanan Kleora. Kalau kamu buka websitenya, Kleora sudah resmi ditutup dan kamu akan diarahkan untuk masuk ke landing page Prelo. Apa itu Prelo? Saya belum boleh cerita dulu di sini karena masih rahasia :p Oh ya tapi klo kamu mau tiket gratis DWP, bisa coba daftarin email kamu di sana.

garasi yg pernah jadi kantor Arsanesia dan Kleora

garasi yg pernah jadi kantor Arsanesia dan Kleora

Pelajaran yang saya dapatkan adalah tentang mindset menjalankan startup untuk terus mendengarkan feedback dari user. Rasanya hampir sebagian besar founder yang menjalankan startup pertamanya (termasuk saya) mengalami yang namanya ego founder. Kita ngerasa ide kita yang paling brilliant, kita bawa data-data macro sebagai bukti ide kita keren, tapi pas ngejalaninnya kenyataan tidak sesuai kertas. Di momen inilah seorang fonder harus lebih banyak ngendenger feedback dan masukan dari para usernya. Kalo bisnis modelnya gak jalan, berarti ada yang salah. Atau mungkin ketika menjalankan suatu ide, lalu melihat ada potensi yang lebih besar dengan model bisnis yang sedikit berbeda, kita harus bisa cepat membaca hal tersebut dan mengadaptasi bisnis sesuai dengan kebutuhan user kita. Banyak founder yang nutup mata dan nutup kuping terhadap hal ini sehingga waktunya habis, nafasnya habis, dan harus tutup.

Transformasi dari Kleora menuju Prelo merupakan hasil dari PW dan tim mengolah tiap feedback yang masuk, membaca keinginan usernya, dan mencoba memberikan bentuk baru yang lebih baik. Ini yang sebagian besar founder luput untuk berinteraksi secara intensif dengan para penggunanya dan mendengarkan apa yang mereka mau. Kuncinya ada di memberikan solusi terbaik bagi user.

Saya melihat PW sangat fokus terhadap usernya. Klo mungkin founder yang lain begitu difunding sibuk ngartis jadi pembicara sana-sini dan dateng event dimana-mana, menurut saya PW termasuk orang yang lebih mending ngabisin waktunya untuk ngurusin user-usernya dia. Makanya kamu akan jarang bisa ketemu PW di event2 :p Seminggu bisa tiga kali timnya PW melakukan pertemuan dengan user dan komunitas, memvalidasi produknya dia, dan menyesuaikan dengan keinginan usernya. Pendekatannya benar-benar lean dan memastikan yang terbaik untuk penggunanya. Ini nih yang perlu kita sama-sama tiru dan ini mengapa saya beranggapan Prelo akan menjadi sebuah produk yang keren 🙂 Saya sendiri sudah menantikan satu fitur Prelo yang ingin saya gunakan karena di Indonesia belum ada nih layanan yang satu ini. Jadi mari kita tunggu saja sepak terjang PW bersama Prelo dan doakan bisa semakin sukses 🙂


Bonus video Medsensation

About Adam Ardisasmita (1373 Articles)
CEO Arsanesia | Google Launchpad Mentor | Intel Innovator | Vice President Asosiasi Game Indonesia | Blogger ardisaz.com | Gagdet, Tech, and Community enthusiast.

2 Comments on Belajar Dari Perjalanan Panjang Fransiska Hadiwidjana

  1. hanif lyon // 08/10/2015 pukul 2:43 pm // Balas

    wah mau lah kalau ada diskusi2 kesana lagi 😀

    Suka

Tinggalkan komentar