My Journal

Hati-Hati Membaca dan Menyebar Berita

quote informasi adam

Dengan iklim politik yang semakin panas di Indonesia ini, Saya kerap kali memperhatikan banyak teman saya di sosial media yang membagi link berita (sebagian besar politik (dan sebagian besar black campaign, menjelek2an lawan politiknya)). Kemudian Saya memperhatikan, judul beritanya kok sangat kontroversial, lalu pas baca beritanya, entah kalau tidak ada hubungannya dengan judul berita, isinya hanya pendapat seorang narasumber yang tidak jelas, atau isinya hanya asumsi belaka. Ditilik lebih lanjut, ternyata alamat website media tersebut tidak jelas.

Masyarakat kita mudah sekali ditipu oleh sumber berita yang tidak jelas kredibilitasnya. Asalkan nama websitenya seolah-olah sudah berbau jurnalis, apalagi kalau ada payung agamis, masyrakat kita secara buta menelan berita tersebut. Apalagi kalau berita tersebut merupakan kalimat tendensius yang bisa digunakan untuk menjatuhkan lawan politiknya. Jadi harus dipahami, bahwa bikin website itu sekarang gampang dan murah banget. Semua orang bisa bikin media sendiri, nulis berita sendiri, dan menggunakan itu untuk melakukan black campaign. Saya bisa aja nih nanti malem bikin website judulnya voiceofIndonesia.com, mediaIndonesiabersatu.com, beritaumat.com, dan nama-nama lainnya yang mirip kayak situs berita lainnya. Jadi jangan hanya karena dia punya domain dotcom, artinya kontennya valid. Apalagi kalau ngeshare blog orang yang jelas-jelas tidak objektif.

Kalau masyarakat kita emang kurang cerdas dalam menggali informasi dari dunia maya, di sinilah harusnya peran kominfo untuk memblokir situs-situs fitnah. Bukannya situs berita satir yang sejak halaman pertama di paling atas sudah bilang kalau kontennya hanyalah konten jenaka, bergaya bahasa satir, dan bersifat hiburan belaka. Situs-situs tidak kredibel yang jelas-jelas digunakan untuk black campaign ini lah yang harusnya di blokir. Lalu kalau ada masyarakat yang menyadari itu situs tidak kredibel tapi tetap me-reshare dengan niatan menjatuhkan lawan politiknya, maka itu adalah sesungguhnya orang yang hina. Emangnya calon presiden pilihannya gak punya kelebihan yah sampe-sampe perlu ngorek kejelekan lawannya biar calon pilihannya menang? Kenapa sih gak share aja kelebihan dari calon pilihannya dia dibanding ngejatuhin calon lawan.

Sekarang kalau mau dengerin media, cari media yang masih netral. Setau saya sih sejauh ini yang paling netral jakpos. Atau kalau mau lebih aman lagi, biar gak ada berita plintiran, cari di youtube rekaman wawancaranya biar kita tahu secara komprehensif arti dari tiap kalimat yang keluar dari si narasumber, bukan interpretasi asal dari jurnalis yang tidak menghiraukan etika jurnalistik. Menurut Saya itu adalah jalur yang paling aman untuk bisa menelan sebuah informasi. Soalnya headline, konten berita, jurnalis, situs berita, dan berbagai elemen informasi yang bertebaran di dunia maya itu sudah banyak yang terkontaminasi dengan kepentingan atau kedangkalan berpikir. So, hati-hati dalam melahap informasi.

About Adam Ardisasmita (1374 Articles)
CEO Arsanesia | Google Launchpad Mentor | Intel Innovator | Vice President Asosiasi Game Indonesia | Blogger ardisaz.com | Gagdet, Tech, and Community enthusiast.

1 Comment on Hati-Hati Membaca dan Menyebar Berita

  1. menarik sekali ulasannya serta menambah wawasan bagi kita semua. salam kenal dari ikhram.com situs booking paket umroh #1 di indonesia

    Suka

Tinggalkan komentar