My Journal

Dilema Orang Pintar di Indonesia

Gendhis - Mobil Listrik dari Indonesia *gambar diambil dari kaskus*

Gendhis – Mobil Listrik dari Indonesia *gambar diambil dari kaskus*

Sekitar dua tahun yang lalu, saya sedikit berdiskusi dengan seorang rekan yang sangat pintar dan berprestasi. Dari SMP dia sudah terkenal kecerdasannya, ketika SMA memiliki juga memiliki segudang prestasi di kancah nasional hingga internasional. Dia melanjutkan kuliah di luar negeri untuk memperdalam lagi keilmuannya. Setelah selesai S1, saya sempat berbincang-bincang dengan tentang rencana ke depannya. Rencananya sih dia akan meneruskan kuliahnya lagi di luar negeri (dan sekarang dia sedang berkuliah) sambil tetap menggali pengalaman dan terus memperdalam ilmu di lab. Lalu kita sempat masuk ke topik apakah akan kembali ke Indonesia? Menurut saya ini topik yang sangat menarik sekali karena menjadi sebuah dilema tersendiri bagi orang-orang seperti dia yang sangat pintar dan beprestasi untuk bisa kembali ke Indonesia. Pertanyaan terbesarnya apakah jika dia kembali ke Indonesia, apakah dia bisa tetap berkarya? Apakah akan mendapatkan fasilitas untuk terus mencipta? Apakah karyanya akan digunakan, diapresiasi, dan dihargai? Bukan uangnya, tapi nilai manfaat dari keilmuannya, terutama bagi kemajuan kemanusiaan. Saya juga jadi bingung, melihat ilmu yang dia geluti, jika kembali ke Indonesia, tidak ada fasilitas yang sanggup untuk membawa kecerdasannya menjadi sebuah temuan berharga. Sayang juga harusnya karya dia bisa bermanfaat bagi orang banyak, tapi kalau pulang jadi gagal karya. Tapi kalau tidak pulang, apa kabar Indonesia? Hal itu bukanlah mitos belaka dan pertanyaan yang sama juga terbesit di salah satu kasus yang sedang ramai dibicarakan yakni tentang mobil listrik.

Seperti yang pernah kita ketahui, menteri BUMN kita Pak Dahlan Iskan telah berhasil memanggil salah satu putra bangsa berprestasi untuk kembali ke Indonesia. Sama seperti rekan saya, putra bangsa yang kembali ke Indonesia ini adalah orang yang sudah sanga berpretasi dan cerdas. Ia hidup nyaman dengan karir terbuka lebar di luar negeri. Ia kembali ke Indonesia dengan pertanyaan yang sama, apakah karyanya akan digunakan? apakah pemikirannya akan dihargai? Tidak masalah gaji dia turun dibandingkan ketika di luar negeri, bahkan Pak Dahlan Iskan sendiri yang akan memberikan seluruh gajinya sebagai mentri BUMN kepada dia demi meyakinkannya.  Dia telah berhasil membuat prototype tiga mobil listrik yang bisa menjadi kebanggaan dan salah satu kebangkitan otomotif Indonesia. Tapi apa yang terjadi? Pertanyaan-pertanyaan dia terjawab sudah, saat ini pemerintah dan ekosistem di Indonesia masih sama seperti dulu. Sistem birokrasi Indonesia masih diisi orang-orang penuh kepentingan. Saya agak miris membaca postingan Pak dahlan Iskan di blognya yang bercerita tentang nasib sang pencipta mobil listrik tersebut dan cenderung menyarankan agar dia kembali saja ke luar negeri agar bisa kembali berkarya dan berkarier (tulisannya bisa dibaca di sini). Saya sih mikirnya wajar yah, orang Habibie yang tenar dan punya power aja ujung2nya karyanya cuma masuk gudang sehingga ia harus hijrah ke luar negeri, apalagi ini hanya anak bangsa biasa yang kebetulan punya otak pintar.

Namun melihat fakta tersebut, saya sendiri mulai melihat ada angin segar berhembus di Indonesia. Melihat sebagian besar pemerintah yang duduk di kursi nyaman saat ini, wajar kalau kita pesimis. Akan tetapi, sekarang udah mulai muncul benih-benih orang baik di Indonesia yang mau maju dan bisa memegang kekuasaan. Akhirnya, orang baik di Indonesia bisa ada di atas. Munculnya nama-nama seperti Pak Dahlan Iskan, Pak Jokowi, Pak Ahok, Pak Ridwan Kamil, Bu Risma, Pak Anies Baswedan, dan mungkin masih banyak tokoh-tokoh putih lainnya di pemerintahan, membuat kita bisa semakin optimis terhadap Indonesia ini 5-10 tahun ke depan. Memang tidak mudah untuk memwipeout generasi tua dan korup dari pemerintahan, tapi gerakan kecil dengan segelintir orang baik ini tentu akan mampu mengubah banyak sekali mindset dan arah gerak dari bangsa ini. Ketika kendaraan politik sudah bisa memfasilitasi orang-orang muda dan baik ini untuk maju, kita tinggal berdoa agar generasi tua yang korup itu segera pensiun, mundur, atau dipanggil oleh sang pencipta. Coba bayangkan, ketika seluruh anggota kabinet, seluruh anggota legislatif, seluruh anggota polisi dan militer, seluruh hakim, dan seluruh tatanan negeri ini dipimpin oleh orang baik, gak usah dipanggil ato dijanjikan gaji besar, orang-orang cerdas ini pasti dengan senang hati dan penuh kerelaan akan kembali ke Indonesia untuk mengabdi dan turut serta menyembuhkan Indonesia. Untuk itu pesan saya, langkah kecil yang bisa kita lakukan adalah memastikan presiden yang akan kita pilih untuk lima tahun ke depan adalah generasi baru yang bersih dan jujur, bukan tokoh dari masa lalu yang terbukti punya catatan kelam.

Selo - Mobil Listrik dari Indonesia *gambar diambil dari kaskus*

Selo – Mobil Listrik dari Indonesia *gambar diambil dari kaskus*

About Adam Ardisasmita (1309 Articles)
CEO Arsanesia | Google Launchpad Mentor | Intel Innovator | Vice President Asosiasi Game Indonesia | Blogger ardisaz.com | Gagdet, Tech, and Community enthusiast.

2 Comments on Dilema Orang Pintar di Indonesia

  1. hebat indonesia padahal sudah mampu membuat mobil seperi itu ,,,

    Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: