Waspada Metode Pencopetan Baru
Satu setengah bulan yang lalu, saya dan istri main ke Car Free Day Dago di Bandung. Karena kebetulan kosan saya dekat, jadi saya jalan kaki saja dari kosan ke lokasi CFD. Di perjalanan ke CFD, deket taman yang jalannya tidak begitu ramai, tiba-tiba pundak saya ditepuk dari belakang. Orang tersebut bilang “punten, a” sambil agak grasak-grusuk terus sekita megangin kaki kiri (dekat pergelangan kaki) saya yang membuat sontak saya menengok ke belakang. Momen yang bersamaan, ada satu orang lagi dari depan saya yang menabrak bahu saya membuat kondisi seakan-akan disekitar saya lagi penuh orang (dan mungkin untuk mendistraksi saya juga). Karena perhatian saya ke orang yang megangin kaki saya, saya reflek menarik kaki dan rada kesel juga orang itu ngapain, ternyata dia bilangnya ada rokoknya yang jatuh dan dia mau mungut itu (dengan nada seolah hampir keinjek oleh saya).
Begitu moment yang serba cepat itu terjadi, saya melihat orang yang menabrak saya sudah berjalan ke arah orang ketiga (dan keempat) yang masing-masing membawa motor. Tapi mereka diem aja, orang yg narik kaki saya juga gak ngapa-ngapain lagi, saya sih positif thinkingnya emang bener rokoknya jatuh kali. Tapi ya kesel juga kok ampe narik-narik kaki kita sampe mau jatuh. Akhirnya saya biarkan momen itu berlalu begitu saja. Setelah selesai CFD, saya pulang lewat rute yang berbeda. Kalau berangkatnya saya lewat taman yang deket jalan japati (kalau dari arah pasteur, habis perempatan dago, belok kiri sebelum jalan japati. Pulangnya saya lewat DU. Nah, di DU deket warung di sebelah tugu, terjadi lagi hal yang sama persis kronologinya. Mulai dari pundak ditepuk, orang 1 bilang permisi sambil megang kaki kita sampe mau jatuh, orang 2 nabrak bahu kita dari depan, dan orang ke 3 (plus ke empat) standby pake motornya untuk kabur, semua sama. Saya hanya gak inget apakah itu orang yang sama atau tidak. Di kejadian kedua inilah saya berpikir kalau ini adalah modus pencopetan.
Untungnya, saya bukan tipe orang yang suka ngantongin barang. Orang-orang yang kenal dekat dengan saya, pasti tau kalau saya selalu bawa tas slempang. Tas tersebutlah yang berhasil menyelamatkan saya dari modus pencopetan yang terjadi dua kali berturut-turut kepada saya di hari yang sama. Sekitar seminggu setelah itu, saya lihat di Facebook ada yang sharing kalau dia kecopetan dengan modus ini. Lalu beberapa hari yang lalu, teman saya juga memposting kasus yang sama di blognya (bisa dibaca di sini). Poin pentingnya adalah kita harus selalu waspada terhadap barang bawaan kita. Dompet ditaro di kantong belakang itu menurut saya gak logis. Itu adalah posisi paling mudah untuk orang lain mengambilnya tanpa kita sadari. Jadi tipsnya adalah, jangan taro barang-barang berharga di kantong yang mudah diambil. Amannya sih gunakan tas slempang seperti saya, jadi orang tidak bisa mengambil barang tanpa kita sadari dengan mudahnya.
Dulu temen juga ada yang dicopet pake metode yang sama.
Emang bahaya parah sih kalo naro dompet di kantong belakang gitu.
Kalo saya mah, tangan selalu masuk saku :))
SukaSuka
kemarin hapeku ilang dengan metode ini :p
SukaSuka
hape saya juga hilang dengan metode ini di pedestrian pasar baru. mari kita share supaya tidak kena yang lainnya.
SukaSuka
bukan metode baru ini.
tapi emang harus selalu waspada…
SukaSuka