My Journal

Harap Hati-Hati dengan Telemarketing

gambar diambil dari fromthegman.blogspot.com

Kalau kita baca term dalam melakukan apply kartu kredit, akan ada tulisannya di salah satu butir term yang mengatakan bahwa kita bersedia data pribadi (no HP) kita diberikan kepada rekanan bank tersebut untuk diberitahukan promosi produk mereka atau bahasa terkenalnya telemarketing. Mau gak mau, kalau kita punya kartu kredit, kita pasti akan sering kedatengan telepon dari para agen telemarketing ini. Nah, saya dulu pernah nih jadi korban salah satu bujukan telemarketing (di sini).

Kenapa saya katakan kalau saya korban? Karena melalui telemarketing, kita tidak akan bisa menangkap informasi apa saja yang disampaikan dengan baik. Kalau hanya melalui ucapan, terang aja kita bisa dengan mudah lupa atau salah tangkep. Gak hanya itu, kalau ada sesuatu yang dulu dijanjikan tapi tidak dilaksanakan, kita juga gak punya bukti bahwa dulu pernah dijanjikan hal itu. Udah gitu, apperance juga menentukan, bagaimana brosur perusahaan dibuat, website perusahaan didesain, dandanan salesnya, dan masih banyak hal lainnya yang tidak akan bisa kita lihat melalui telemarketing.

Di postingan saya yang sebelumnya tentang bujukan telemarketing, saya tuliskan bahwa saya akan ceritakan bagaimana kelanjutan promo tersebut. Jadi, saya sebenernya terjebak dengan tawaran diskon untuk spa, taman rekreasi, dan restoran dari sesi telemarketing tersebut. Kalau saja disebutkan hanya hotel dan pesawat, tentu saya tidak tertarik. Tapi karena bisa untuk diskon hal lain, saya tertarik. Nah, dari setaun yang lalu sampai sekarang, kalau saya tanya tentang diskon lainnya itu, pasti jawabannya program tersebut belum diluncurkan. Saya tentu merasa dirugikan dong, dulu ditawarin program itu tapi ternyata tidak jalan tuh programnya. Akhirnya karena saya pun jarang menggunakan jasa travel agent untuk mesan pesawat dan hotel, saya juga jarang ngontak mereka.

Saya masih punya 5 tiket menginap gratis yang rencananya mau saya pakai liburan. Jadi saya sempet beberapa kali iseng-iseng nelpon ke nomer costumer servicenya untuk memastikan kalau perusahaan itu masih ada. Tentu saya gak tenang dong kalau deal dengan perusahaan yang wujudnya saja saya belum pernah liat. Mana gitu webnya udah mati. Tapi untungnya beberapa minggu yang lalu saya telpon masih ada. Nah, jatah tiket gratisnya itu kan berakhir di bulan Juni ini, rencananya mau saya pakai di bulan Mei. Eh masa sampai bulan Juni pertengahan semua hotel jatah tiketnya udah penuh, jadinya tidak bisa saya pakai. Wah, apa-apaan ini. Mereka maksa saya pakai aja di bulan Juni daripada vouchernya angus. Jelas dong saya merasa dirugikan kalau begitu. Tapi ya sekali lagi, saya tidak bisa berbuat apa-apa karena perusahaannya juga gak jelas kapasitasnya gimana.

Ini merupakan pelajaran berharga bagi saya untuk tidak melakukan deal apa-apa dengan seseorang atau perusahaan yang tidak ada bentuk fisiknya di depan saya. Kan kalau ditelpon semua layanan terlihat indah dan si agen ini ngomongnya profesional banget. Jadi ya semenjak itu, saya jadi amat sangat anti dengan telemarketing. Sekarang saya sangat tegas kalau ada orang yang mau nawarin sesuatu dengan telemarketing. Sebelum dia jelasin produknya, saya sudah langsung memotong dengan kalimat “saya tidak tertarik.” Pernah ada yang ngotot dan pengen tetep jelasin produknya. Saya tantang balik, kalau emang serius pengen jualan produk, sini janjian ketemuan sama saya. Kalau untuk jual produk aja gak niat, cuma lewat telpon, apalagi nanti kalau melayani saya sebagai costumer? Bisa-bisa nanti nasib saya bakal kayak kasus travel agent ini. Masih mending sih itu beneran ada perusahaan dan layanannya, gimana kalau ternyata itu penipuan? Jangan salah loh, saat ini data pribadi kita bisa didapatkan dengan mudah di internet. Mungkin kita sudah hati-hati melakukan proteksi, tapi bisa aja ada pihak lain yang kebetulan punya data kita entah itu CV, form pendaftaran, atau bentuk database lainnya yang ternyata tidak aman atau bisa diakses publik. Jadi saran saya sih, say no to telemarketing, kalo lu serius jualan, sini kita ketemuan.

About Adam Ardisasmita (1309 Articles)
CEO Arsanesia | Google Launchpad Mentor | Intel Innovator | Vice President Asosiasi Game Indonesia | Blogger ardisaz.com | Gagdet, Tech, and Community enthusiast.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: