Susahnya Hidup di Negara Amburadul

gambar diambil dari http://rachelb0910.edublogs.org
Indonesia dulu dikenal sebagai negara yang penuh senyum, ramah, dan hangat. Budaya kita adalah budaya gotong royong dan kekeluargaan. Banyak sekali masyarakat internasional yang memuji keharmonisan hidup di Indonesia, mulai dari sisi sosial, agama, dan kesukuan. Bhineka tunggal ika menjadi sebuah slogan yang membahana di Indonesia karena kita bisa hidup rukun, damai, dan toleran dengan sesama. Tapi sepertinya hal itu sudah semakin pudar dan sulit ditemukan, terutama di kota-kota besar dan maju.
Saat ini, menjadi orang baik di Indonesia itu tantangannya sangat besar sekali. Kita dihadapi dengan situasi dimana jika kita bersikap baik, maka kita akan disudutkan, ditekan, dipersulit, dan dijatuhkan oleh orang-orang jahat di sekitar kita. Untuk bisa hidup dan mendapat keadilan, harus menggunakan cara-cara yang tidak baik. Ironis kan, hidup dengan baik justru sulit sekarang ini. Tapi kalau kita mengikuti “aturan jalanan”, apa bedanya kita dengan orang-orang tak beradab itu? Banyak sekali contoh kasus dimana kita harus jadi orang jahat untuk bisa hidup di negara amburadul ini.
Contohnya, misalkan kita ingin mengurus perihal admninistratif, jika kita tidak menyuap, maka proses administratif itu akan berjalan dengan sangaaatttt lamaaa sekaliiii atau bahkan tidak diurus. Justru fasilitas di negeri ini memberikan ruang yang terbuka bagi seseorang untuk berbuat jahat. Contoh lain lagi nih, jika terjadi kecelakaan di jalan, maka siapapun yang salah, tidak boleh mengaku salah. Yang benar adalah dia yang paling ngotot, yang paling preman, dan yang paling emosional. Aneh bukan? Harusnya kejadian seperti itu disikapi dengan kekeluargaan, tenggang rasa, dan saling pengertian seperti (yang katanya dahulu) nilai-nilai luhur di Indonesia.
Analisis saya, kerusakan di negeri ini merupakan kerusakan sistemik dan holistik. Banyak sekali faktor dan penyebab hancurnya tatanan serta nilai luhur di negeri ini. Yang pertama penyebabnya adalah faktor kesejahteraan. Mudahnya, jika rakyat tidak sejahtera, hidup akan semakin keras. Kehidupan yang keras ini akan semakin menghancurkan nurani masyarakat karena memang itulah insting dasar manusia, akan melakukan apapun untuk bisa bertahan hidup. Oleh karena itu kesejahteraan adalah salah satu faktor penting yang membuat Indonesia jadi semakin bobrok. Cara mengentaskan masalah kesejahteraan adalah dengan edukasi atau pendidikan. Taraf hidup masyarakat yang rendah merupakan implikasi dari kemampuan mereka untuk meningkatkan taraf hidup juga minim. Untuk itu dibutuhkan pendidikan yang baik. Pemerintah harusnya memberikan subsidi yang besar sekali, memberikan fokus dan perhatian yang tinggi sekali, serta membenahi sistem pendidikan yang ada saat ini. Kontradiktif, bukannya memperbaiki pendidikan di Indonesia, malah membuat regulasi yang sama sekali tidak edukatif seperti pelaksanaan UN yang tidak pada tempatnya. Lalu yang paling miris adalah dana pendidikan banyak sekali yang tidak terserap secara optimum akibat korupsi. Korupsi adalah hal yang paling menjijikan yang ada di Indonesia. Jadi kalau boleh saya simpulkan, 3 hal yang membuat Indonesia sekarang menjadi negara yang amburadul adalah kemiskinan, pendidikan, dan korupsi.
Pertanyaan terbesarnya adalah apa solusi dari permasalahan tersebut? Pemegang kunci dari permasalahan ini sebenarnya ada di pemerintah. Tapi tidak ada solusi praktis yang bisa kita lakukan atau kita berikan kepada pemerintah mengingat bobroknya negara kita juga sudah mendarah daging dan mengakar di sendi-sendi pemerintahan. Solusi radikal yang bisa dilakukan adalah melenyapkan satu generasi yang isinya para birokrat kotor dan koruptor dan menggantinya dengan generasi baru yang memang sudah disiapkan untuk memperbaiki Indonesia. Tapi tentu itu bukanlah solusi yang aplikatif. Jadi, yang bisa kita lakukan sebagai masyarakat biasa, sebagai mahasiswa, sebagai sarjana, dan sebagai anak bangsa adalah kita berjuang dari bawah. Mari kita entaskan masalah kemiskinan dan pendidikan ini bersama-sama dengan jalan kita masing-masing.
Yang sedang research, temukanlah sebuah penemuan yang mampu meningkatkan taraf hidup di Indonesia dan menyelesaikan permasalahan bangsa, yang sedang menjalani jalur entrepreneur, bukalah lahan pekerjaan sebesar mungkin dan edukasikan SDMnya agar bisa meningkatkan kualitas manusia di Indonesia, buat yang sedang bekerja di perusahaan multinasional, carilah uang sebanyak-banyaknya dan berikanlah kontribusi kepada masyarakat bisa dengan donasi untuk yayasan, bantuan beasiswa, atau invesati kepada para entrepreneur. Banyak sekali cara yang bisa kita lakukan untuk mencoba memperbaiki negara ini agar bisa sembuh dari sakitnya. Mari kita bersama-sama tetap optimis, tetap berjuang di jalannya masing-masing, demi satu tujuan yang sama. Yaitu bisa menjadi orang baik di negeri yang penuh dengan orang baik juga ๐
kalo ane liat sih, ini wajar, ka. (nahlo.hehe).
kayak yang pak Habibie bilang, kalo kita masih ngerasain euforia dari bebasnya demokrasi. Tapi pertanyaannya, kapan kebebasan ini jadi bertanggung jawab?
dan setuju, kalo anak muda yang kudu duluan sadar buat ngebedain, mana yang bener sama salah..
kita butuh adam-adam lain nih buat gerak bareng2 (gombal). :p
SukaSuka