My Journal

Meningkatkan Usia Produktif

Tadi sore saya berkali-kali dihampiri oleh bapak-bapak atau ibu-ibu yang sudah lumayan tua di beberapa perempatan. Mereka mencari nafkah dengan menadahkan tangan di kaca mobil saya. Saya berkomentar di dalam, bukannya masyarakat miskin itu dipelihara negara yah? Bentuk pemeliharannya seperti apa nih? Saya juga ingat dulu pernah dapet berita kalau ada peminta-minta di jalan, jangan diberi uang. Nanti uangnya dikasih ke preman soalnya. Mending ke suatu lembaga yang jelas-jelas memberdayakan masyarakat yang kurang mampu saja katanya. Tapi kasian juga ngeliat bapak-bapak atau ibu-ibu yang sudah cukup tua tapi masih harus mengemis. Lalu saya teringat perjalanan terakhir saya ke Singapore.

Di Singapore, saya memperhatikan hampir di setiap restoran cepat saji seperti KFC atau McD, di foodcort, atau di mall-mall, pasti ada bapak-bapak atau ibu-ibu yang sudah tua namun tetap dipekerjakan di sana. Mereka usianya sama dengan pengemis yang tadi sore saya temui di lampu merah. Mereka bekerja sebagai cleaning service, yang membersihkan sisa makanan, mengangkat piring kotor, dan membersihkan meja. Saya sempat agak iba ketika makan di McD dan meja yang akan saya tempati masih kotor, lalu yang membersihkannya adalah kakek-kakek yang sudah cukup tua. Tapi hal tersebut menunjukan semangat bekerja mereka yang tak kenal usia. Sepertinya mereka tidak ingin bergantung kepada anak mereka dan juga tidak mau mengemis (rasanya saya belum melihat pengemis sama sekali di sana).

Menurut hemat saya, rasanya (tidak tahu yah benar atau tidak) ada kebijakan di Singapore yang mewajibkan sebuah perusahaan untuk memperkejakan sekian persen dari karyawannya untuk orang-orang usia lanjut sehingga mereka yang sudah tua masih bisa bekerja dan memiliki penghasilan sendiri. Bagaimana yah klo kebijakan itu diterapkan di Indonesia? Kira-kira bapak-bapak ato ibu-ibu yang mengemis di pinggir jalan itu masih punya semangat juang untuk bekerja tidak yah?

About Adam Ardisasmita (1373 Articles)
CEO Arsanesia | Google Launchpad Mentor | Intel Innovator | Vice President Asosiasi Game Indonesia | Blogger ardisaz.com | Gagdet, Tech, and Community enthusiast.

5 Comments on Meningkatkan Usia Produktif

  1. Di Korea jg gitu dam, tapi gak dipekerjakan di KFC gt2, malah yang kerja di fast food itu anak muda semua haha. Kalau di Korea, dipekerjakannya sebagai perawat tanaman atau ngga tukang bersih-bersih di fasilitas pemerintah. Jadi yg tanam bunga, nyiremin, dsb itu para orang tua lanjut usia semua, kayaknya sih biar tetep ada kerjaan dan kerjaan yg dikasih yang tampaknya mereka suka macem berkebun gitu 😀 biar produktif aja kali yah, jd gak bosenan diem gitu aja hehe

    Suka

  2. Di korea ada kebijakan dari pemerintah gak terkait aturan itu?
    Lumayan kan klo orang-orang yang sudah lansia masih bisa produktif dan bergerak 🙂

    Suka

  3. Rasanya judulnya agak gak nyambung ama isinya XD

    The problem with implementing that kind of system in Indonesia is… kita terlalu banyak jumlah penduduknya. Seriously, pengangguran banyak, alhasil tenaga kerja murah juga banyak banget, kalo tukang bersih2 dikasih ke orang lansia, trus bapak2 yang udah berkeluarga kerjanya apa donk? Apalagi mereka harus menopang keluarganya, gak kayak para lansia yang seharusnya ditopang ama keluarganya.

    Rasanya salah satu alasan di singapore segala macem automated yaaah, karena jumlah penduduk mereka sedikit, jadinya lebih murah kalo pake mesih ketimbang pake tenaga manusia.

    Suka

  4. gw kurang tahu juga sih dam, tp kalo sepengelihatan gw sih mungkin iya 😀 soalnya lansia semua yang kerja beresin tanaman di sana hoho

    Suka

  5. salaam kenal mas admin blog…

    Suka

Tinggalkan komentar