Untuk beberapa bulan ke depan saya akan banyak di Jakarta karena sedang melaksanakan Kerja Praktek dan itu sama saja dengan saya akan sering bertemu dengan kemacetan kota Jakarta. Mobil motong kanan kiri tanpa sen, motor yang nyelonong dan selap-selip tanpa ampun, angkutan umum yang mengambil penumpang sembarangan, dan banyak lagi ke”chaos”an yang terjadi di jalan.

Belum lama ini, teman saya yang dari Amerika datang ke Jakarta. Setelah merasakan beberapa hari di Jakarta, dia berkomentar (dalam bahasa Inggris tentunya) “seharusnya ada SIM khusus Jakarta, karena SIM internasional tidak akan berlaku di Jakarta. Justru mereka yang bisa menyetir di Jakarta, sudah pasti bisa menyetir dimanapun di seluruh dunia”.

Yahh.. nampaknya kita harus bisa bersabar dan mengalah kepada pengendara yang “bodoh” dan menjadi pengendara “cerdas” di jalanan ibu kota. Tidak apa sedikit diserobot, sedikit diseruduk, atau sedikit dimaki. Yang pasti kita harus bisa jadi lilin di gelapnya (otak para pengemudi) di kota Jakarta.