Menyoroti pembangunan gedung baru yang akan segera dilakukan oleh DPR, saya mengangkat tiga pertanyaan. Yang pertama adalah, apakah benar gedung baru itu dibutuhkan oleh para anggota DPR? Apakah perlu dibangun gedung dengan fasilitas yang sangat mewah? dan jika memang ternyat amereka butuh gedung baru yang mewah, apakah pantas DPR mendapatkan fasilitas seperti itu?

Sebelum ke sana, saya ingin mengingatkan bahwa DPR itu adalah wakil rakyat. Kekuasaan tertinggi tetap ada di rakyat, ini adalaha konsekuensi dari sistem pemerintahan yang demokratis. Analoginya, jika saya punya handphone, saya titipkan ke mereka untuk digunakan. Karena itu handphone punya saya, saya berhak mengambilnya dan menentukan apa yang boleh dilakukan dengan handphone saya kapanpun. Bahkan saya bisa memintanya kembali jika saya mau. Seperti itu juga dengan suara rakyat. Keputusan yang ada di DPR tentu haruslah sinkron dengan apa yang rakyat harapkan.

Lalu kenyataannya karena rekor buruk yang dicetak DPR periode kali ini, rakyat tidak merasa bahwa anggota DPR pantas diberi hadiah. Kinerja yang tidak begitu tinggi, kasus tidur di ruang rapat, main handphone di ruang rapat, hingga menonton video porno ketika rapat. Tak hanya itu, perjalanan ke luar negeri yang menggunakan first class (kelas bisnis aja sudah mewah, kenapa harus first class???), fasilitas dengan kemewahan yang tinggi, bertindak asusila dengan sekretarisnya, dan lain sebagainya tentu membuat rakyat geram. Raport buruk yang dicatat oleh rakyat tersebut sangatlah wajar jika menimbulkan kekecewaan dan kesedihan. Akhirnya rakyat satu suara, sepakat, bahwa anggota DPR belum pantas diberi “hadiah”, bahkan mungkin seharusnya dihukum. Baru kalau nanti sudah menunjukan kepada rakyat kinerjanya yang baik, boleh deh sana kalau mau minta dibeliin hadiah. Namun sayang, mereka sudah bebal dan tuli, tidak mau mendengar aspirasi yang dari pemegang kekuasaan tertinggi. Semoga mereka segera disadarkan dan diberi ganjaran yang setimpal.