Perjalanan Menjadi Seorang Diver
Setelah hampir dua tahun menjadi anggota Nautika (Unit Selam di ITB), akhirnya tercapai juga keinginan untuk sertifikasi menjadi seorang diver yang selama ini tertunda oleh padatnya berbagai kegiatan. Nautika mengambil sertifikasi yang dikeluarkan oleh CMAS yang bekerja sama dengan POSSI. Bedanya CMAS dengan PADI, PADI lebih komersil sedangkan CMAS lebih ke arah penyelaman profesi dan science.
Pengambilan sertifikat selam dari CMAS harus melalui minimal 5 kali latihan keterampilan kolam, 5 kali teori, dan 5 kali di laut. Pelaksanaan sertifikasi kali ini terlambat dari jadwal yang ditentukan karena sulitnya mengurus perijinan di ITB (mungkin nanti akan ada postingan tersendiri membahas pertarungan dengan birokrasi di ITB). Tapi akhirnya proses sertfikasi pun bisa dimulai.
Hal pertama yang dilakukan ketika akan sertifikasi adalah penentuan jadwal dan pendaftaran. Proses ini dilakukan di kelas yang dipimpin oleh instruktur Nautika, Pak Jim. Dibutuhkan surat keterangan sehat dari dokter spesialis, fotokopi KTP dan KSM, foto, dan uang muka untuk mendaftarkan diri. Kemudian setelah menentukan jadwal dan terdaftar, kami mengurus ijin untuk meminjam alat selam (BCD, regulator, tabung udara) ke jurusan Oseanografi dan ke Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi dan Laut (P3GL CMIIW). Kemudian mengisi tabung udara di P3GL dengan meminjam kompresornya. Untuk proses pengangkutan alat dari kampus, P3GL, rumah Dony (sebagai markas/ dive center), hingga kolam renang, kami harus menyewa pick-up. Kemudian kami juga harus mengurus izin penggunaan kolam (yang sangat sulit dan menjadi faktor molornya proses sertifkasi). Setelah segala keperluan baik itu alat, akomodasi, dan perizinan selesai, akhirnya dimulailah proses Sertifikasi.
Hari pertama Teori membahas tentang hukum-hukum fisika yang berlaku di laut seperti hukum archimedes, hukum boyle, hukum charles, hukum dalton, hingga hukum henry. Setelah itu teori ke dua membahas tentang peralatan scuba sperti BCD, regulator, tabung udara, wet suit, masker, snorkel, fin, dll. Kemudian di teori ke tiga membahas tentang lingkungan penyelaman seperti biota bawah laut, fenomena-fenomena yang terjadi di bawah laut, dll. Teori ke empat membahas tentang keselamatan dan kesehatan dalam selam seperti kondisi tubuh yang ideal untuk bisa menyelam, apa saja penyakit yang timbul ketika menyelam tidak sesuai prosedur, gejala-gejala di bawah laut, dll. Dan di pertemuan ke lima membahas tentang perancangan penyelaman menggunakan dive table untuk menjaga agar penyelaman kita tidak melebihi kadar nitrogen maksimal dalam tubuh. Juga sedikit dibahas tentang penanganan ketika terjadi kondisi-kondisi darurat.
Untuk praktik di kolam, pertemuan pertama menggunakan kolam 1,5 meter dimana kami belajar merakit alat, memasang alat dengan berbagi metode, mengatur bouyancy, regulator clearing, regulator recovery, masker clearing, dll. Di praktik kolam ke 2 menggunakan kolam 1,5 meter dan 2,2 meter dengan materi yang hampir sama ditambah entri, melatih fin pivot, dll. Kemudian di praktik ke 3 menggunakan kolam 5 meter yang materinya adalah entri menggunakan metode yang lain, kembali melatih fin pivot di dasar air, lalu berlatih untuk hovering, octopus sharing, dan buddy breathing. Di pertemuan ke 4 dengan materi yang hampir sama, tapi tingkat kesulitan lebih tinggi. Seperti masker clearing hingga melepas masker dari dari kepala, simulasi ketika tabung habis di dalam air, dan lain sebagainya. Dipertemuan ke 5 adalah ujian dimana semua teknik yang sudah diajarkan akan diujikan dengan tidak boleh ada kesalahan.
Praktik kolam dan teori berlangsung di hari yang sama. Misalkan hari Senin jam 7 Praktik, jam 14 teori, kemudian esokan harinya harus mengisi tabung (sekitar 20 tabung dan pertabung lamanya 20 menit). Rutinitas yang terjadi adalah setiap ada praktik dan teori, kumpul di dive center mulai pukul setengah 6 pagi. Mengangkut tabung, BCD, weight belt, tabung, dll ke dalam pick-up lalu langsung menuju saraga. Setelah di saraga, kembali mengangkut barang-barang tersebut ke kolam di lantai 2 kemudian merakit alat. Setelah selesai latihan, alat2 dibilas dan dikeringkan. Lalu kembali di angkat ke pickup untuk di bawa ke PG3L karena alat esokan harinya akan digunakan PG3L. Setelah makan siang, langsung teori. Setelah teori berakhir, alat2 tersebut diangkut kembali ke gudang P3GL. Kemudian esokan siangnya, kembali ke P3GL untuk mengisi tabung yang memakan waktu kurang lebih 3 jam. Setelah tabung terisi, kami kembali mengangkut alat2 tersebut ke pick-up, dibawa ke dive center, lalu diangkut kembali ke tempat penyimpanan. Hal tersebut berulang terus menerus selama kurang lebih 2 minggu sehingga lumayan membentuk otot-otot kami.
Kemudian hari yang dinanti-nanti tiba juga, yaitu langsung terjun di laut. Kami berangkat hari senin malam pukul setengah 8 dan tiba di lampung pukul 7 pagi. Setelah beres2, sarapan, dan packing, kami berangkat menggunakan angkot menuju Pantai Mutun. Setelah sampai sana, kami menggunakan perahu nelayan menuju Pulau Tegal. Pertama kali kami diuji kemampuan snorkling. Mulai dari duck dive, water trapen, dll. Setelah itu baru mulai menggunakan scuba unit dan menyelam di kedalaman kurang lebih 33 kaki selama 28 menit. Setelah itu kembali ke kapal, istirahat makan siang, dan menyelam lagi di kedalaman yang sama dengan waktu 30 menit. Penyelaman pertama masih terasa agak sulit karena masih membiasakan diri, namun di penyelaman ke dua sudah bisa menikmati indahnya dasar laut. Di hari kedua, penyelaman di lakukan di spot yang sama tapi di keladaman sekitar 50 kaki. Lebih banyak biota laut menarik yang bisa dinikmati selama kurang lebih 31 menit. Kemudian penyelaman terakhir di kedalaman yang sama dengan lama penyelaman 41 menit. Di penyelaman terakhir ini saya terkena barotrauma karena melakukan ekualisasi agak memaksa (akibat dari kondisi tubuh yang sedang tidak fit) kemudian ketika naik ke permukaan terkena reverse blok. Efeknya seperti migrain, kepala pusing di bagian kanan (karena yang tidak bisa poping di kuping kanan). Tapi lepas dari semua itu, menyelam sangat menyenangkan dan saya tidak sabar untuk
Tinggalkan Balasan