My Journal

Photographer-Pemburu Moment dan Photoshoper-Pencipta Moment

Memiliki koleksi foto yang indah dan sejuk dipandang adalah hal yang lumrah diinginkan oleh kita semua. Bagaimana kita bisa mendapatkan suatu panorama atau objek yang unik dan langka merupakan obsesi yang sangat menyenangkan. Hal itu juga yang sampai saat ini telah menjadi hobi yang sangat menarik bagi banyak orang.

Teman-teman sekitar saya, baik itu teman lama, teman sekolah, teman kuliah, dan lingkungan sekitar saya, secara bertahap menunjukan peningkatan jumlah pemilik kamera DSLR (digital single-lens reflex). Harga kamera tersebut pun terbilang cukup tinggi untuk bisa dimiliki. Namun mengapa pilihan jatuh kepada DSLR dibandingkan dengan kamera digital biasa, itu dikarenakan kemampuan DSLR untuk menangkap objek dan mengabadikan moment sangatlah luar biasa. Banyak faktor yang bisa diexplorasi dari kamera tersebut untuk memunculkan sisi terbaik dari moment yang ingin diabadikan. Dan memang faktanya pun hasil jepretan DSLR memang sangat berkualitas dan jika dapat “memainkan” fitur yang ada denga baik, objek yang tadinya biasa saja bisa menjadi sangat memukau.

Saya pribadi menyukai explorasi dengan objek dan menangkap moment-moment langka. Saya juga sangat menikmati proses perburuan demi mendapatkan gambar yang berkualitas. Namun ada beberapa keterbatasan yang dimiliki oleh DSLR yang menyebabkan terjadinya ketidakcocokan dengan karakter saya. Pertama, DSLR adalah kamera yang sensitif yang membutuhkan perawatan dan penjagaan ekstra. Sedangkan saya cukup ceroboh dengan barang sehingga akan mengalami kesulitan merawat kamera dengan harga tinggi tersebut. Kedua, kamera tersebut memiliki ukuran yang tidak compact dan bobot yang tidak ringan untuk ukuran kamera. Hal ini cukup mempersulit saya yang notabene malas membawa bawaan lebih kemana-mana demi kesigapan dalam menangkap moment. Dengan berbagai pertimbangan, alhasil saya urungkan niat untuk memiliki kamera tersebut. Sebagai gantinya, gambar yang telah saya tangkap menggunakan kamera biasa saya oleh secara digital untuk memunculkan sisi “manis” dari objek tersebut. Sehingga hasil akhir kamera digital + digital prosessing = hasil yang menyerupai tangkapan DSLR.

Mungkin bagi beberapa orang merasa tidak puas dengan proses yang seperti saya lakukan, tapi itu kembali ke minat dan karakter tiap orang. Ada yang merasa puas jika mengabadikan moment tersebut langsung dengan tangannya sendiri (Photographer), ada yang merasa puas jika bisa menciptakan moment tersebut dengan tangannya sendiri (Photoshoper).

About Adam Ardisasmita (1309 Articles)
CEO Arsanesia | Google Launchpad Mentor | Intel Innovator | Vice President Asosiasi Game Indonesia | Blogger ardisaz.com | Gagdet, Tech, and Community enthusiast.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: