My Journal

Bukan tentang latar belakang, tapi tentang menuju ke depan

Kalimat di atas terlintas ketika beberapa hari yang lalu saya berdiskusi dengan teman satu kampus saya. Kami membicarakan tentang impian, cita-cita, dan kesuksesan melalui sudut pandang kami masing-masing. Satu kutipan yang menarik adalah ketika saya bercerita tentang orang-orang yang telah berhasil melalui sebuah proses kegagalan yang sangat banyak, orang-orang yang telah mencapai cita-citanya setelah melalui masa lalu yang kelam, dan cerita-cerita yang pernah menginspirasi saya lainnya yang rata-rata didapatkan melalui kesukaran. Ketika itu, teman saya bertanya apakah ada cerita lain yang mampu menggambarkan dirinya. Karena dari kisah hidup dan kesuksesan yang dia baca, orang berhasil rata-rata adalah orang yang gagal (dulunya), orang yang memiliki beban dan tanggung jawab yang sangat besar, orang yang dalam hidupnya tidaklah hidup nyaman dan mewah. Teman saya berkali-kali menyoroti dirinya yang sudah dimanja dunia, nyaman dengan kehidupannya, dan tidak merasakan kehidupan yang sengasara itu. Apakah ada cerita atau tokoh yang mengalami latar belakang seperti dia dan kini telah menjadi berhasil?

Kalau ingin mencari orangnya, jawabannya adalah ada. Tapi bukan itu esensi dari keberhasilan. Bukan melihat apakah dulunya seseorang itu lahir dari keluarga miskin, atau dibesarkan dengan tidak memiliki keluarga, atau cacat secara fisik dan mental. Bukan juga melihat apakah dia seorang anak pengusaha sukses, hidup di istana yang mewah, mampu membeli apa saja. Keberhasilan milik semua orang yang ingin berhasil dan berani melakukan apa saja untuk mewujudkan cita-citanya. Analoginya ketika seseorang ingin belajar mengemudi mobil. Tidak penting apakah dia berasal dari daerah pelosok yang tidak pernah melihat mobil sebelumnya, apakah dia hanya tau naik kendaraan umum, atau dia disediakan supir untuk mengantarnya kemana-mana. Yang penting adalah dia mau belajar mengemudi, mendatangi orang yang mengerti mengemudi, dan mengikuti segala tahap yang diperlukan untuk menjadi seseorang yang mampu mengemudi. Kemudian pantang menyerah tiap kali melalui kegagalan.

Intisarinya adalah, untuk berhasil mewujudkan cita-citaΒ  yang diperlukan adalah miliki impian dan kejarlah tanpa takut gagal. Karena keberhasilan adalah hak seluruh manusia. Tinggal apakah manusia tersebut mau mendapatkan haknya atau menyerah dengan keadaan yang ada.

About Adam Ardisasmita (1309 Articles)
CEO Arsanesia | Google Launchpad Mentor | Intel Innovator | Vice President Asosiasi Game Indonesia | Blogger ardisaz.com | Gagdet, Tech, and Community enthusiast.

3 Comments on Bukan tentang latar belakang, tapi tentang menuju ke depan

  1. haa… bener ya
    *manggut2*

    Suka

  2. top post dam! yang penting ada kemauan. seperti kta pepatah, “when there is a will, there is a way.”

    see you on top, dam! πŸ˜‰

    Suka

  3. Hehehe.. thx Bhel

    See you too πŸ™‚

    Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: