My Journal

Katanya Kita Bebas Berekspresi

Kita berada dilingkungan yang heterogen dengan berbagai macam perbedaan. Kemudian kita juga berada di negara demokrasi yang memperjuangkan hak dan kewajiban dari tiap individu yang menjadi warga negara. Bineka tunggal ika, berbeda-beda tapi tetap satu, merupakan slogan yang dipakai untuk mempersatukan keragaman kita dalam satu rangkaian bersama. Lalu diciptakan juga hukum yang mengatur hak dan kewajiban perorangan dalam bermasyarakat agar hak seseorang tidak menutupi hak orang lain. Satu lagi yang tidak ketinggalan, norma dan etika merupakan poin penting yang harus diperhatikan di dalam berkehidupan. Siapapun kita, dengan segala hak dan kebebasan kita berekspresi, haruslah mematuhi semua poin di atas untuk menciptakan keharmonisan dalam berkehidupan.

Sebagai contoh, misal saya adalah seorang anak geng yang senang menggunakan celana pendek jeans yang rombeng dan kaus singlet sebagai bentuk ekspresi saya yang bebas. Saya juga senang berkata kasar dan radikal untuk mengungkapkan perasaan hati saya yang dilindungi oleh kebebasan berpendapat. Rambut saya disusun berdiri ke atas dan di cat lima warna yang melampiaskan keterbukaan saya dalam menerima pendapat orang. Ketika berjalan, selalu bunyi gemerincing dari rantai-rantai di kantung saya. Kalung dan tato tengkoran menghiasi tubuh saya. Saya tidak takut pada siapapun. Tua, muda, besar, kecil, lelaki, wanita, teman, musuh, saya tidak peduli. Inilah saya, saya orang yang berbeda dan mengekspresikan diri saya. Secara hukum dan demokrasi, apa yang saya tampilkan adalah hal yang sah. Sekali lagi bineka tunggal ika. Namun yang terjadi sungguh mengherankan. Ternyata ketika ingin berkuliah, saya tidak diizinkan masuk karena pakaian saya. Ketika saya berdiskusi dengan orang-orang, saya disudutkan dan ditentang karena gaya bahasa saya yang kasar. Ketika saya berbicara dengan kakek saya, saya dibentak ibu saya karena menggunakan bahasa yang tidak hormat. Ketika saya hendak menghadiri pernikahan teman saya, saya dipandang sinis oleh keluarga teman saya yang berujung saya dimohon untuk tidak masuk ke tempat undangan.

Apakah ini bukti bahwa orang-orang berpikiran sempit dan tidak bisa menerima perbedaan yang ada? Apakah saya berhak meneriakan keadilan karena hak saya telah membuat saya didiskriminasikan oleh lingkungan saya? Secara hukum bukankah apa yang saya lakukan benar? Ini negara demokrasi bukan?

Nampaknya ada hal penting yang terlewatkan. Bahwa kita hidup juga harus berpegang pada aturan norma dan etika yang berlaku di lingkungan kita. Jika mengabaikan hal-hal tersebut, maka kita akan tersisih dari lingkungan dan masyarakat tempat kita hidup. Kita akan dipandang sangat rendah dan buruk. Dalam berpakaian, berbicara, dan menyampaikan pikiran ada adab dan tata caranya. Kita harus menghormati aturan tak tertulis yang berlaku di masyarakat kita. Di mana bumi dipijak, di sana langit dijunjung. Ketika kita bepergian, sesuaikanlah tampilan kita dengan kondisinya. Ketika kuliah pakailah baju yang sopan, ketika menghadiri pernikahan pakaialah pakaian yang resmi. Ketika berdiskusi gunakanlah kata-kata yang sopan. Ketika mengritik gunakanlah kalimat yang membangun. Ketika berkomunikasi dengan orang tua gunakanlah bahasa yang lembut. Dan masih banyak lagi aturan tak tertulis yang berlaku di setiap tempat. Aturan tersebut dibuat bukan untuk membatasi kebebasan kita, tapi untuk menjaga keharmonisan di dalam bersosialita. Hormatilah hal itu maka kita pun akan dihormati.

gambar dari http://cocotbodol.files.wordpress.com/2008/03/pic70.jpg

About Adam Ardisasmita (1309 Articles)
CEO Arsanesia | Google Launchpad Mentor | Intel Innovator | Vice President Asosiasi Game Indonesia | Blogger ardisaz.com | Gagdet, Tech, and Community enthusiast.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: