My Journal

Kenikmatan Yang Membutakan Saya

Saya percaya bahwa Tuhan mendengar doa kita. Saya juga yakin Tuhan sayang pada kita. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak nikmat yang Dia berikan pada kita. Tapi saya merasa lalai dan jauh meninggalkanNya.

Satu contoh kasus yang saya rasakan adalah ketika menjalani pelatihan intensif menjelang Ujian Saringan Mandiri menuju tempat saya berkuliah saat ini. Ketika itu, saya sudah melalui beberapa ujian saringan mandiri dari beberapa universitas tetapi kegagalan demi kegagalan silih berganti. Saya menyadari benar ketidak seriusan saya dalam mempersiapkan diri baik secara fisik maupun batin. Akhirnya saya menyesali itu dan berusaha memerbaiki diri di suatu tempat bimbingan belajar kecil di suatu tempat di kota Bandung. Tempatnya tidak seperti bimbingan lain yang penuh dengan fasilitas dan infrastruktur yang besar. Tempatnya hanyalah sebuah rumah yang sebagian dari rumah tersebut dijadikan kelas-kelas yang tiap kelas hanya mampu menampung paling banyak 20 anak. Untuk mencapai tempat itu pun harus melewati jalan sempit dan gang kecil. Tapi satu hal yang saya sangat syukuri, atmosfir spiritual yang sangat tinggi di lingkungan itu. Saya selama 30 hari lebih menginap di kos-kosan sederhana di dekat tempat les (sudah merupakan paket super intensif). Saya mengikuti drill soal selayaknya bimbel biasa.Β  Tetapi ada yang berbeda di tempat tersebut. Tidak hanya otak saya yang diisi, tapi juga hati saya diisi. Saya diajak untuk mendekatkan diri kepada Allah oleh mentor-mentor saya. Tempat tersebut juga sangat dekat sekali dengan masjid. Sholat dhuha, puasa sunnah, tahajud, dll menjadi rutinitas selama intensif. Saya merasakan kedekatan dengan Sang pencipta. Saya pun sering meminta dan berharap di malam hari agar diberikan jalan yang terbaik. Doa saya panjatkan dengan niat yang tulus dan ikhlas. Sampai akhirnya, tiba hari test dilaksanakan dan hasil diumumkan. Saya terkejut, ternyata benar, Allah mendengarkan doa hambanya yang benar-benar serius. Saya bisa diterima dijurusan yang saya minati. Saya bersujud syukur dan berterima kasih atas jalan yang telah diberikan olehNya.

Namun saya merasa sekarang ini saya sudah mengkhianati pemberianNya. Saya sudah jarang melakukan rutinitas spiritual yang dulu saya lakukan ketika meminta diberikan kemudahan oleh Nya. Saya menjadi seperti orang yang hanya baik jika ada maunya. Padahal saya tahu, Dia tidak butuh saya, tapi saya yang butuh Dia. Saya sudah menjadi semakin jauh denganNya. Kenikmatan ini membutakan saya dengan sang Pemberi Nikmat. Tolong jagalah hati saya agar tidak jauh dari Mu. Tolong bawalah saya kembali ke jalan yang benar. Teman, bantulah saya agar tetap tersadar dan terjaga untuk bisa mensyukuri nikmat ini.

About Adam Ardisasmita (1309 Articles)
CEO Arsanesia | Google Launchpad Mentor | Intel Innovator | Vice President Asosiasi Game Indonesia | Blogger ardisaz.com | Gagdet, Tech, and Community enthusiast.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: