Behind The Scene : Indie Game Night With Google
Kemarin baru saja AGI dibantu oleh komunitas GameDev Bandung menyelenggarakan acara Indie Game Night With Google. Postingan kali ini saya mau cerita sedikit dibalik layar dari kegiatan tersebut, apa tujuan dan bagaimana proses acara dipersiapkan. Saya pribadi sangat menikmati ngeorganize acara tersebut. Ini juga sedikit mengisi kekangenan karena tahun 2020 kemarin gak ada IGDX. Excitement ketika ngurus acara untuk gamedev lumayan terobati lah dengan mini event kayak gini.
Diskusi awal bermula di bulan November 2020. Saad dari tim Devrel Google mengontak AGI untuk ngobrol-ngobrol kolaborasi bikin program untuk komunitas game di Indonesia. Kita brainstorm dan tektokan secara remote cukup intensif untuk mengonsep kegiatan ini. Saya pribadi berpikir, acaranya gak boleh cuma webinar aja. Klo itu sih semua juga bisa dapet dengan mudah. Acaranya harus punya value lebih buat temen-temen gamedev dong. Apa sih yang paling dibutuhkan oleh temen-temen gamedev dari Google? Menurut saya dua hal yang paling krusial yang bisa Google berikan adalah featured di Google Play dan monetisasi di Admob. Jadilah kita mengonsep acara around that area.
Yang pertama adalah webinar. yak tentu. Kenapa ada webinar? Karena webinar ini mata acara yang paling mudah dipahami sehingga bisa menarik minat tidak hanya peserta, tapi juga speakernya. Untuk webinar, request dari kita juga spesifik. Kita mau satu dari tim Admob, satu dari tim Google Play. Materi itu yang akan sangat berdampak bagi temen-temen komunitas gamedev di Indonesia.
Lalu mata acara kedua adalah pitching. Kenapa bikin acara pitching? Alasannya adalah agar temen-temen gamedev bisa dapet feedback langsung dari expert dan tim di google mengenai apa yang bisa diimprove dari gamenya. Lalu juga bisa menonjolkan game temen-temen kepada speaker dari google dan juga peserta yang hadir. Lumayan ada 300an pendaftar, kalau bisa convert jadi download, pasti akan nice dong dapet lonjakan download baru.
Mata acara ketiga adalah networking. Dari sekiiaaan banyak acara game yang pernah saya ikuti, momen paling fruitfull biasanya bukan di sesi acaranya, tapi justru after eventnya. Ngobrol-ngobrol setelah acara beres itu lah biasanya banyak aha momen terjadi. Ada info yang tadi gak dishare di talk yang secara natural dan spontan bisa keluar di sesi networking, ada jalinan pertemanan baru yang lahir, ada diskusi ngalor-ngidul yang lebih rileks, dan banyak faktor lainnya. Momen ini yang susah direcreate ketika pandemi menyerang. Hampir acara online bentuknya webinar satu arah. Sulit rasanya membangun diskusi networking atau after event yang fluid dan natural. Tapi di acara ini, kami mencoba sebuah format baru untuk networking session yakni dengan memisah ruangan menjadi tiga breakout room sehingga audiens nya jadi lebih sedikit. Ternyata bisa terjadi networking yang baik dengan ruang kecil. Ada room yang mungkin perlu dibantu moderasi agar diskusinya cair, tapi ada room yang tanpa moderasi pun diskusi mengalir dengan sangat lancar. Tak hanya itu, pertanyaan2 yang keluar menjadi lebih liar dan bisa menggali banyak hal. Bisa dibilang, sesi ini berjalan sesuai dengan harapan.
Awalnya saya sempet deg-degan, sesi networkingnya orang-orang pada mau ke breakout room gak yah? Di breakout room pada mau ngobrol gak yah? Akhirnya terjawab sudah kalau orang-orang mengharapkan after event ini untuk bisa lebih menggali pertanyaan dan berkenalan lebih dalam dengan sesama audiense maupun dengan speakernya. Tapi memang penggunaan zoom masih membuat pergerakan di after event agak kaku. Kemarin sempat coba tools namanya Wonder, tapi fiturnya masih terbatas banget dan kestabilannya masih kurang oke. Kalau ada tools yang bisa menjawab kebutuhan networking, saya akan sangat happy sih untuk make itu.
Kemudian satu hal yang menarik juga, behind the scene panitia nya ada Febri sebagai ketua pelaksana, Barli sebagai wakil ketuanya, lalu ada Ardhan dan Arya sebagai moderator, dan saya sendiri sebagai penanggung jawabnya. Karena ini acara cukup kompleks, koordinasi intens sangat diperlukan. Untuk itu, kami memanfaatkan Discord sebagai medium komunikasi. Dengan fitur push to talk, menggunakan Discord berasa menggunakan HT. Febri sebagai koordinator di lapangan bisa memberikan berbagai instruksi seperti terkait waktu, terkait operator, dan lain-lain. Ini bisa jadi tips untuk next online event agar para panitia bisa berkoordinasi dengan lancar.
Bagi saya, acara Indie Game Night with google kemarin bisa dibilang sukses dan lancar tanpa ada kendala yang berarti. Sebagai organizer pun berasa jauh lebih improve untuk menjalankan online event. Lalu dari sisi konsep acara, pitch day dan networking session berlangsung sesuai dengan harapan. Ini akan jadi awal untuk acara-acara lainnya yang akan bisa lebih improve lagi ke depan.
Terakhir spesial thanks buat Febri yang udah mengkoordiniri acara ini dari persiapan hingga pelaksanaan. Keliatan banget jam terbang ngurus Game Prime bikin proses koordinasi dengan speaker, briefing, hingga menjaga jalannya acara terlihat sangat mudah. Lalu buat Barli yang sudah mendukung acara ini dan menjadi Operator. Kemudian menggerakan komunitas gamedev bandung untuk menjadi panitia dan peserta. Arya yang merupakan anggota komunitas gamedev bandung mengajukan diri menjadi panitia. Berperan sebagai moderator, ternyata ada hidden gem di Bandung yang bahasa Inggrisnya keren dan mampu membawakan forum dengan baik. Dan Ardhan, MC dan moderator abadi di program-programnya AGI yang mampu membawa acara dengan santai dan seru. Lalu buat teman-teman semua yang bersedia menjadi reviewer, Boy dan Cipto, serta pihak Google, Saad, Markus, Ferdian, dan Guy, dan tentunya semua peserta yang sudah meramaikan acara ini saya ucapkan terima kasih yah. Kita ketemu di event lainnya yang lebih membahana.
Tinggalkan Balasan