My Journal

Tenggelam Ke Dalam Satu Ekosistem Apple

Semenjak SMA saya sudah menjadi penggemar produk Apple. Produk Apple pertama yang saya punya adalah iPod. Dulu iPod-nya masih yg model scroll wheel gitu belum yang layar sentuh semua. Lalu pas kuliah saya pakai MacBook Pro. Kemudian iPad generasi kedua. Tapi kalau bicara handphone, entah mengapa dari dulu saya gak pernah cocok sama iPhone. Kayak ada beberapa gesture kecil yang mungkin agak gimmick tapi meningkatkan produktivitas yang cuma ada di android seperti widget di homescreen, fitur-fitur shortcut, dan lain-lain. Pas iphone X keluar, saya sempet pakai iPhone sebagai main device saya selama 3 bulan dan gak betah akhirnya balik ke Android. Tapi selama 3 bulan itu, bukannya saya gak merasakan enaknya pakai iPhone yah, tapi kayak nanggung aja gitu.

Semua berubah ketika negara Api menyerang. State terakhir saya di tahun lalu adalah saya di rumah pakai iMac, untuk kerja mobile pakai Macbook Air atau iPad Pro, jadi sering sekali pindah-pindah kerja antara tiga device tersebut. Yang saya nikmati ketika pakai iPhone sebentar itu adalah fitur AirDrop, tethering, dan device continuity dalam ekosistem Apple. Tapi masih belum seniat itu saya mau pindah ke iPhone karena saya pun udah lumayan invest di platform Android. HP saya Samsung, pakai Gear icon X buat audio, dan punya Samsung Galaxy Watch juga. Jadi klo saya harus ganti iPhone, ada dua perangkat lain yang harus diadaptasi juga ke Apple Ecosystem untuk merasakan full experiencenya. Nah perubahan terjadi ketika saya diberi Apple Watch oleh rekan kerja saya. Problemnya adalah Apple watch itu hanya bisa dipake sama iPhone.

Dari situ jadilah saya tergoda untuk beli iPhone dan mengkomitkan diri untuk menjadi iPhone user full time hahaha. Saya mulai menerima segala kekurangan iPhone dibandingkan Android dan memaksimalkan semua kelebihan yang dimiliki oleh Apple Ecosystem. Lalu tiba saatnya saya pun mengganti gear icon X saya dengan AirPod. Wah, AirPod ini game changing banget sih buat saya yang kerja pakai multiple device dan sering ganti-ganti kerja ini. Fitur continuity di Apple ini sangat membuat workflow saya jadi super lancar.

Beberapa manfaat yang saya rasakan dengan menceburkan diri ke dalam Apple ecosytem adalah fitur berikut :

  • Continuity Markup : fitur ini membuat saya bisa ngasih notes dokumen pdf di iMac dengan iPad Pro + pencil saya secara real time
  • Continuity camera : Saya bisa foto atau scan dokumen di iphone dan langsung muncul di iMac
  • Continuity communication : baca SMS di iphone langsung dari Mac, atau nerima telpon dari iPhone di Mac
  • Airplay : iPad saya bisa jadi 2nd atau 3rd monitor dari iMac saya
  • AirPod : gonta-ganti koneksi dari imac ke iphone ke ipad pakai Airpod dengan sangat mudah, cuma 1 klik
  • Copy Paste : saya bisa ngetik panjang banget di iMac, lalu text nya saya copy, lalu di iphone tinggal klik paste
  • Display iPhone : Konek USB ke iMac, bisa langsung sharescreen dari HP. Malah kalau pakai Zoom, bisa via Wifi/Airplay aja buat nampilin iPhone screen ke zoom
  • Sync calender : di Apple watch sync cal dari iCal, jadi gak pernah missed the schedule
  • Airdrop : transfer file dari iphone ke ipad, atau dari iMac ke iphone, atau dari seluruh device Apple gampang dan cepat pakai fitur Airdrop
  • Free productivity tools : ada keynote, imovie, garage band, dan lain-lain yang itu semua free

Rasanya fitur integratif seperti ini bener-bener bikin berada dalam apple ecosystem itu nyaman banget. Gak pernah saya merasakan kemudahan ini di windows ecosystem atau android ecosystem. Drawback dari kenyamanan ini adalah harga produk-produk Apple yang super mahal. Terkadang klo dibreakdown, komponen2 di dalamnya dari sisi spec bisa didapatkan dengan harga lebih murah di produk non-Apple. Tapi integrasi antar perangkat Apple ini yang bikin jadi nilai tambah untuk produk Apple.

Sekarang di rumah gak ada perangkat Windows sama sekali. Saya pakai iMac, ipad pro, apple watch, dan iphone. Istri saya pakai macbook pro. Anak saya pakai Macbook Air. Cuma istri saya aja nih yang masih pakai Samsung buat handphonenya :p

About Adam Ardisasmita (1309 Articles)
CEO Arsanesia | Google Launchpad Mentor | Intel Innovator | Vice President Asosiasi Game Indonesia | Blogger ardisaz.com | Gagdet, Tech, and Community enthusiast.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: