My Journal

[1CDperMonth] Tulus, Album Gajah yang Semakin Puitis

Beli Album di iTunes

Beli Album di iTunes

Album yang berjudul “gajah” ini adalah album kedua dari Tulus. Album pertamanya dulu pernah saya review juga (Album pertama Tulus) di blog saya. Ketika mendengarkan album pertamanya, saya pikir banyak sekali lagu yang tidak mainstream (terutama liriknya). Satu-satunya lagu yang mainstream hanya yang berjudul “sewindu.” Melihat posisi Tulus di industri musik saat ini yang mungkin tidak seterkenal artis mainstream lainnya, lagu-lagunya juga jarang diputar di radio, saya berasumsi di album kedua ini dia akan main aman dengan membuat lagu yang lebih mainstream dari album pertama. Album pertama biar jadi ajang ngetes aja, nyelupin kaki di pasar Indonesia. Ternyata begitu album keduanya muncul, Tulus tetap berpegang teguh dan setia dengan idealisme bermusiknya dia dan itu yang membuat saya semakin salut dan respek dengan Tulus. Padahal, klo dibuka link postingan album pertama tentang tulus, saya kasih rating 6/10 loh. Bahkan saya sangat mengkritis liriknya yang suka kurang “putis” dan terlalu “sastra.” Hahahaha Itu mungkin makna dari tak kenal maka tak sayang yah.

Memang butuh waktu untuk bisa mengenal sosok bermusik Tulus. Di album pertama, saya juga tidak begitu kenal dengan tulus. Tapi semakin lama saya melihat pergerakannya di dunia musik, ditambah juga karya-karya visualnya di instagram, saya jadi semakin paham bahwa Tulus ini adalah seniman. Dia bukanlah sekedar penyanyi yang membawakan lagu dan lirik ciptaan orang lain yang mudah diterima pasar, tapi dia adalah artist yang sesungguhnya yang bisa membalut expresi diri dan menyampaikannya dengan caranya sendiri. Buat sebagian orang, album pertama Tulus banyak yang liriknya “aneh.” Siap-siap aja, di album kedua ini jauh lebih banyak lirik “aneh” yang menjadikan Tulus adalah seorang artis yang puitis. Liat aja judul2 lagu di album keduanya, ada Sepatu, ada bumerang, ada Gajah (yg dia jadiin judul album ini). Ketika kita sudah mengenal sosok Tulus dan jiwa seniman yang dia miliki, album kedua ini menurut saya menjadi jauh lebih bisa dimengerti. Bahkan saya mendedikasikan waktu secara khusus untuk mendengarkan secara detil lirik dan komposisi lagu-lagu di album ini saking penasarannya. Itu kenapa saya tidak suka beli lagu cuma potongan single-singlenya saja, saya harus dengerin satu album. Di situlah kita bisa mendengarkan dengan jelas siapa sesungguhnya Tulus itu.

Oke, sekarang saya ingin mulai masuk ke membahas isi di album gajah ini. Overall, saya melihat isi di album Gajah ini banyak berbau revenge, baik yang disampaikan dengan gamblang atau dengan lirik sarkas. Yang paling jelas adalah track pertama yang berjudul Baru. Itu seakan pengen bilang “liat nih gw sekarang, yang dulu elu gak pernah ngeliat atau merhatiin gw.” Bumerang juga gitu tapi lebih ke arah orang yang pernah nyatikin dia. Tapi menurut saya yang paling epic adalah lirik lagu yang berjudul Gajah. Interpretasi saya menganggap lirik itu adalah kalimat balasan untuk orang-orang yang (dulu mungkin) pernah ngata-ngatain Tulus dan manggil dia gajah :p Tapi gaya bahasanya Gajah itu sama sekali gak offensif dan cenderung berjiwa besar πŸ˜€ Ada lagi lirik-lirik lain yang jauh lebih, mmmm apa yah istilahnya, mungkin kayak yang orang-orang bilang “aneh” kali yah, kayak lagu “satu hari di bulan juni,” itu ada liriknya yang berbunyi “kamu cantik, meski tanpa bedak” di bagian reff nya. Buat orang yang gak kenal Tulus dan gaya bermusiknya, tentu mikir kenapa make kata-kata yang gitu banget sih buat jadi lirik lagu. Tapi kalau orang ngerti Tulus dan taste bermusik juga membawakan lirik, pasti akan bisa mengerti candaan, sarkas, atau keseriusan Tulus dalam tiap liriknya.

Lirik lagu "gajah"

Lirik lagu “gajah”

Dari segi lirik, saya sangat yakin banyak yang mungkin tidak akan bisa menerima ini dengan baik di masyarakat mainstream. Lirik yang paling normal (tapi tetap indah) menurut saya adalah yang judulnya “Jangan Cintai Aku Apa Adanya” yang kayaknya bisa jadi hits yang seliweran di radio-radio. Tapi yang perlu diacungkan jempol adalah idealisme bermusik dalam lirik Tulus ini tidak serta merta disajikan mentah. Lirik-lirik tersebut dibungkus oleh suara Tulus yang khas, lembut, dan hangat beserta komposisi musik yang sangat Indah. Suara dan musik yang ada di lagu-lagu Tulus ini, kalau dia pakein lirik-lirik mainstream ala band-band masa kini, tentu bisa menjadi hits juara di radio-radio. Tapi emang Tulus peduli sama pasar? Orang pasar itu geraknya gak jelas, ngapain ngikutin pasar dan mending jadi diri sendiri aja. Lagu Gajah itu indah banget kalau menurut saya dari aransemen musiknya. Lagu-lagu lain juga banyak yang aransemen dan komposisinya cantik dengan membawa aura blues, jazz, dan pop yang simpel. Jadi kalau menurut saya ini adalah cara Tulus untuk mendeliver idealismenya berpuisi dengan penyajian yang tetap indah.

Hahaha kayaknya saya nulis panjang banget yah tentang album ini :p Jujur ini karena saya sangat kaget. Soalnya jarang ada orang yang bisa konsisten bikin album kedua bisa sebagus album pertama, apalagi lebih bagus dari album pertama. Biasa banyak yang akhirnya bereksperimen kesana-sini dan menjadi kehilangan jati dirinya. Raisa aja menurut saya album keduanya tidak sebagus album pertamanya. Atau Maliq yang semakin ke sini semakin berubah jauh dari album pertamanya yang sangat simpel menjadi kompleks dan ekperimental. Tulus ini bikin album kedua yang semakin dalam dan menunjukan jati diri musiknya. Dan yang bikin saya paling kaget adalah kayaknya banyak feedback yang bilang album pertamanya liriknya “aneh” tapi di album kedua ini Tulus bikin yang lebih “aneh” :p Dan saya suka semua yang disajikan Tulus di Album kedua ini πŸ™‚ Jadi pesan terakhir saya, tolong jangan dibajak. kalau mau beli aja lagu-lagunya. Misalkan takut ada yang gak suka, saya rekomendasikan lagu tulus yang paling “gak aneh” itu yang “Jangan Cintai Aku Apa Adanya,” di iTunes cuma 5000 kok πŸ˜€ hehehe Penilaian saya untuk album ini 10/10 πŸ™‚

*nb ini pertama kalinya saya beli 1 album full di iTunes. Awalnya saya selalu beli CD dalam bentuk fisik. Tapi, masalahnya CD Room laptop saya rusak jadi kalau mau ngerip CD susah. Udah gitu, kemaren terakhir beli CD Raisa sama Yovie yang baru, belum di RIP, eh CDnya nyelip dimana gak tau -_- akhirnya saya mutusin untuk mulai sekarang beli di iTunes aja ah. walaupun kurangnya adalah di iTunes gak ada artwork yang biasanya ada di Album fisik, terus juga gak ada informasi tentang liriknya, siapa penulisnya, siapa komposernya, dll. Kalau ada info itu lengkap, pasti makin maknyus tuh beli di iTunes πŸ˜€

About Adam Ardisasmita (1309 Articles)
CEO Arsanesia | Google Launchpad Mentor | Intel Innovator | Vice President Asosiasi Game Indonesia | Blogger ardisaz.com | Gagdet, Tech, and Community enthusiast.

2 Comments on [1CDperMonth] Tulus, Album Gajah yang Semakin Puitis

  1. Kalo saya ngelihat sih justru Tulus ini dengan ajaib bisa masuk ke pasar mainstream, entah kenapa. Justru fenomenanya menarik. Kalau kita mengategorikan mainstream sebagai ABG labil, maka jangan heran kalau nanti Kak Adam menemukan banyak ABG labil yang hafal lirik lagu Tulus.

    Pas JGTC nampilin Tulus, padatnya ngga ketolongan. Bahkan dari beberapa menit sebelum Tulus naik panggung. Sekarang, di radio juga sudah mulai beberapa kali memutar lagu “Baru”.

    Suka

  2. Steven Sahabat Baladewa // 31/05/2014 pukul 12:39 pm // Balas

    ah masih bagusan Afgan :3

    Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: