Saya dulu berkuliah di ITB di Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI). Setelah satu tahun Tahap Persiapan Bersama, baru di tahun kedua penjurusan dan saya memilih jurusan Sistem dan Teknologi Informasi (STI). Ada lima jurusan di STEI, selain STI, ada Teknik Informatika, Telekomunikasi, Arus Kuat, dan Elektro. Di tahun awal, kami satu Fakultas mendapatkan pengantar materi untuk masing-masing jurusan. Lalu di awal2 tahun penjurusan, saya pun masih dapat dasar-dasar elektronika, dengan tujuan lulusan STEI walaupun punya spesifikasi keahlian masing-masing, tetap bisa mengintegrasikan keilmuannya dengan rumpun disiplin ilmu di STEI. Akan tetapi, rasanya sedikit sekali mahasiswa STEI yang pada akhirnya menguasai ilmu lintas disiplin tersebut dengan mendalam. Beberapa hanya mengerti luarnya saja namun sebagian besar langsung melupakannya. Hehehe

Berbeda dengan teman-teman saya satu angkatan lainnya, saya punya teman yang biasa dipanggil Sammy, saya pribadi menilai dia adalah mahasiswa STEI sejati. Jika yang IF dan STI fokus di software dan sebaliknya Telkom, Power, dan Elektro lebih banyak di hardware, Sammy menguasai dua-duanya. Lalu yang paling bikin hebat adalah Sammy orangnya suka ngulik dan bikin teknologi-teknologi baru sendiri yang memadukan hardware dan software. Saya ingat sekali, salah satu motivasi saya masuk STEI adalah biar bisa bikin alat-alat canggih kayak yang Sammy buat, tapi apa daya, kemampuan saya tidak sampe situ :p Hehehe Saya ingat, dulu ketika kami satu angkatan sedang dapat materi tentang menulis text di sebuah LED (kalau gak salah pakai seven segment), Sammy udah bisa bikin running text di LED yang menampilkan timeline twitter -_- hahaha Hasrat riset dan keccerdasannya yang membuat saya menobatkan Sammy adalah teman saya yang paling mendekati Tony Stark (sayangnya Sammy gak pernah bikin senjata ataupun armor).

Oke singkat cerita, Sammy saat ini sedang menyiapkan keperluannya untuk berkuliah lagi di luar negeri. Dulu pasca lulus dia sempat kerja di sebuah perusahaan konsultan besar, tapi dia tetap melakukan riset dan ngulik-ngulik sebagai bentuk refreshing. Nah, sekarang waktu dia udah sedikit lebih fleksibel dan tiba-tiba saya baca di path kalau Sammy mau mengadakan sharing session tentang microcontrolller dan embedded system di Bandung. Kebetulan hari itu saya lagi di Bandung akhirnya saya sempatkanlah datang untuk nyari tahu apa sih judul yang Sammy post di path, yang kalau kata teman saya, dari sekian banyak kata di postingan itu, dia cuma paham alamatnya saja :p

Selama 4 jam, Sammy memberikan kita step by step untuk bikin semacam “hello world”nya embedded system, yakni bikin lampu bisa kedip-kedip. Tapi tak hanya itu, Sammy juga memberikan kita yg awam ini dasar-dasar teori dari apa yang akan dia demonstrasikan dan sharing ke kita semua. Akhirnya, selama empat jam kita belajar tentang apa itu microcontroller dan embedded system yang ternyata menarik hehehe. Saya juga tidak kaget melihat pengetahuan Sammy tentang itu sangat ngelotok dan dalam. Akhirnya, setelah 4 jam, kita bisa melihat bagaimana sebuah code bisa menjadi otak dari perangkat keras. Jujur kalau saya disuruh ngulangin lagi, belum tentu bisa :p hihi

Intinya, klo ada dosen atau profesor yang baca tulisan ini, pengen riset bareng atau pengen nawarin beasiswa, atau ada perusahaan yang ingin bekerja sama dengan skill yang dimiliki Sammy, monggo bisa langsung dikontak aja. Dia punya twitter @shbekti. Slide presentasinya bisa diunduh di sini.