My Journal

Heboh Kasus Sadap-Sadapan

Headline Koran di Australia

Headline Koran di Australia

Baru-baru ini bocor sebuah berita yang menunjukan bahwa Amerika Serikat melakukan penyadapan ke negara-negara tentangga dan sekutunya. Lalu, muncul juka sebuah slide yang menunjukan penyadapan yang dilakukan oleh Australian kepada Indonesia. Kalau ngomong sadap-menyadap ini, sering yah kita lihat di TV ada orang-orang kayak James Bond yang memang tugasnya mencuri data rahasia negara lain. Bedanya, data yang dicuri tersebut biasanya data milik negara musuhnya, terutama jika sedang perang dingin. Nah klo kasus kali ini, Australia itungannya adalah negara tetangga yang merupakan sahabat dari Indonesia. Tentu penyadapan seperti ini sangat tidak etis untuk dilakukan dan mencederai persahabatan antar negara. Walaupun, salah juga sih orang setinggi presiden menggunakan jalur komunikasi umum biasa. Tapi tetap, penyadapan tersebut tidak bisa dibenarkan.

Masyarakat penasaran, apa reaksi kepala negara kita terhadap kasus penyadapan ini. Kenapa masyarakat penasaran? Karena biasanya untuk kasus-kasus yang terkait dengan kedaulatan negara, harkat martabat, dan wibawa tanah air, presiden kita selalu mengambil langkah diplomasi santun, mengalah, dan mencari cara biar win-win solution. Seperti kasus kebakaran hutan, kasus TKI yang disiksa, dll. Tapi, biasanya untuk kasus-kasus yang menyerang dirinya atau menyangkut dengan “lingkarannya,” responnya tegas dan berapi-api seperti kasus media yang selalu menyudutkannya dan kasus “bunda putri.” Bisa dilihat ketegasan sang pemimpin kita dalam menyikapi hal-hal tersebut. Kalau paradigma ini dibiarkan, bisa hancur image presiden kita, hilang wibawanya. Kasus ini, harus bisa ditangani dengan tegas oleh Presiden untuk menunjukan ketegasan dan kekuatannya sebagai wajah dari bangsa Indonesia.

Potongan Slide Penyadapan Milik Australia

Potongan Slide Penyadapan Milik Australia

Awalnya saya juga menantikan reaksi seperti apa yang akan pemerintah kita lakukan. Apakah hanya akan mengeluarkan jurus “saya prihatin,” atau yang lain? Ternyata, saya menonton press conference dari Marty Natalegawa, Menlu kita, dan saya sangat puas dengan sikap beliau. Sejujurnya saya acungkan jempol karena beliau selalu bertindak tegas jika menyangkut harkat dan kepentingan bangsa Indonesia seperti kasus-kasus sebelumnya. Kali ini pun tidak beda, beliau kembali meluncurkan kalimat-kalimat pedas. Tak hanya itu, atas instruksi presiden, beliau juga menarik pulang ambasador RI di Australia dan meminta kejelasan dari pemerintah australi karena tidak ada rasa bersalah maupun penyesalan dari pemerintah Australi terhadap kasus ini. Di sidang parlemen, pemerintah Australi terkait kasus ini hanya mengatakan bahwa “penyadapan adalah hal yang biasa dan tidak mau berkomentar tentang hal ini.” Sudah seharusnya penjelasan yang hanya begitu ditindak tegas oleh pemerintah.

Lepas dari sadap-menyadap itu benar ato salah, etis atau tidak, menurut saya sudah seharusnya para pejabat dan pemegang keputusan yang penting di Indonesia itu memiliki jalur komunikasi sendiri yang tidak bisa disadap. Bisa saja banyak keputusan strategis dan global yang kita buat selama ini gagal dan malah merugikan kita sendiri karena informasi2 penting kita sudah terlebih dahulu dimiliki oleh negara lain dan dimanfaatkan mereka untuk menjatuhkan Indonesia secara diam-diam. Untuk itu, Indonesia harus memperkuat pertahanan intelegennya serta menunjukan ketegasan dalam menangani kasus yang memprihatinkan ini.

About Adam Ardisasmita (1373 Articles)
CEO Arsanesia | Google Launchpad Mentor | Intel Innovator | Vice President Asosiasi Game Indonesia | Blogger ardisaz.com | Gagdet, Tech, and Community enthusiast.

1 Comment on Heboh Kasus Sadap-Sadapan

  1. presiden malah curhat lewat twitter padahal ini masalah genting.
    wibawa BY udah terpuruk susah ngangkatnya lagi.

    Suka

Tinggalkan komentar