Geng “10 Jam” Menuju Pernikahan Annas

Geng 10 jam bersama pengantin
Tanggal 22 Desember adalah hari pernikahan salah satu rekan kerja sekaligus sahabat saya Annas. Pernikahan ini penting bagi saya karena selain Annas adalah yang pertama menikah di informatika itb 2008 serta di Arsanesia, banyak sekali diskusi dan obrolan penting yang kita lakukan selama mempersiapkan mental dalam menghadapi pernikahan ini bersama Annas. Banyak sekali pelajaran berharga yang saya petik dari perjalanan Annas menuju pelaminan. Saya juga sempet deg-degan, sempet ikut pusing. dan sempet juga merasakan kekhawatiran dalam berbagai tahapan menuju hari Indah itu. Tapi alhamdulillah semua berjalan lancar dan mantap, hehe. Untuk itu, sebelum cerita lebih lanjut, saya ingin mengucapkan selamat menikah untuk Annas dan Finna, terima kasih juga atas berbagai ilmu dah pandangan yang sudah dibagikan kepada kita semua.
Oke, sekarang saya akan sedikit bercerita tentang petualangan gila menuju lokasi pernikahan Annas Finna di Cirebon. Ketika denger kata Cirebon, kok jauh yah? Tapi kata Annas, ke Cirebon itu deket kok, klo naik mobil dari Bandung paling 3-4 jam, klo dari Jakarta lebih deket lagi paling 2-3 jam. Hmm.. Denger Annas cerita kayak gitu, saya udah gak ngecek google maps lagi dan langsung percaya dengan jarak tempuh itu secara Annas sering bolak-balik ke cirebon. Saya dan anak-anak Arsanesia akhirnya memutuskan untuk naik mobil saja dari Jakarta. Beberapa rombongan naik bis, beberapa rombongan naik kereta, tapi kami mencari yang fleksibel (dan supaya bisa jalan2 di Cirebon enak). Dari Jakarta kami berangkat jam 6-an. Perjalanan cukup ramai lancar hingga kami mulai masuk ke tol menuju cikampek. Dari lajur masuk ke tol tersebut hingga kilometer 20-30an, maceett paraaah. Rest Area km 19 aja penuh minta ampun. Untuk sampai km 30an saja rasanya kami menghabiskan 1 jam sendiri. Rupanya, di km tersebut terdapat kecelakaan antara truk besar (truk gandeng sepertinya) dengan truk kecil. Lepas dari situ, kami bisa tertawa bahagia karena jalanan agak lancar. Tapi gak sampai di situ saja, menjelang pintu cikampek di km 64-an, macet parah lagi. Saking parahnya, sampai di jalan tol ada pedagang yang jual-jualin kacang, minum, jambu, dll. Bahkan, jalan tol yang semestinya 2 jalur (4 lajur) itu akhirnya dibuat satu arah ke cikampek. Setelah bergila-gilaan di mobil yang mandek, akhirknya keluar tol juga. Jalanan lumayan padat, jadi kami berhenti sebentar di dunkin buat istirahaat sejenak. Kalau tidak salah sampai dunkin itu sudah jam 10an. Wah, kayaknya gak kekejer nih akad nikahnya. Yasudah, kami lanjutkan perjalanan saja untuk mengejar resepsi. Dan, ternyata kombinasi antara padatnya volume kendaraan, truk yang hobi jalan di kanan jalan, jalan rusak, dan perbaikan jalan, membuat perjalanan kami di sepanjang pantura menuju cirebon MACET. Mulai dari kami yang masih optimisi dan ceria di mobil, sampai ke yang sudah berada di ambang batas kewarasan. Saya tidak ingat ada berapa kali kalimat “sumpah ini jauh parah ke cirebon” terlontar sepanjang perjalanan.
Sampai Cirebon kurang lebih pukul 16:00. Fix sudah 10 jam kami di jalan menghabiskan sisa-sisa kewarasan kami. Sampai di Cirebon, kita langsung susul annas finna ke salon tempat mereka bersih2 makeup dan balikin baju. Annas masih pakai baju resepsinya (warna ungu) sedangkan finna sudah ganti baju. Kami salaman dengan pasangan baru tersebut, si Annas pamer cincin, haha, lalu foto bareng. Abis itu, annas nawarin untuk makan bareng di mall di cirebon dia yang traktir. Lumayan lah, dari pagi kita belum makan dan dapet kesempatan exclusif meet and greet dengan annas finna, hahaha. Kita ngobrol2 sampai jam 5an sambil diskusi berani nyetir balik atau mau pulang besok aja. Dengan pertimbangan kondisi fisik dan mental yang sudah tergerus, akhirnya kami memutuskan untuk bermalam saja di Cirebon. Namun ada dua anggota geng 10 jam ini yang besoknya ada acara sehingga memutuskan untuk pulang duluan naik kereta. Kami langsung ke stasiun untuk ngejer kereta jam 18:00, keluar dari stasiun, langsung nemu hotel Amaris, langsung belok, dan gara-gara rombongan kami, hotel tersebut langsung full booked. Saya pribadi sampai hotel, gak keluar2 lagi, langsung istirahat habis 10 jam nyetir. Beberapa masih jalan-jalan keluar buat beli-beli keperluan menginap seperti baju ganti karena ini bener-bener impulsif menginap dan gak mungkin juga kan tidur pake batik.
Paginya, kami sarapan, lalu sekitar jam 8an pulang dari Cirebon. Alhamdulillah jalan ke Jakarta jauh lebih lancar daripada yang ke Cirebon. Yang ke Cirebon kayaknya sama aja macetnya kayak kemaren, tapi yang ke Jakarta lebih kosong. Rasanya klo lancar, harusnya 4 jam kita bisa sampai ke Jakarta. Tapi karena sempat dialihkan jalannya dan ada satu kecelakaan di jalan tol (bis nabrak tembok pembatas, mungkin ngantuk), akhirnya jam 2-an sampai di Jakarta. Saya ngedrop-ngedrop yang lain, sampai rumah jam 5an. Lalu sekitar abis magrib, saya langsung tidur sampai subuh *hibernasi. Hehehe.
Walaupun capek, perjalanan ini sangat worth it sekali. Ketemu pengantin lebih santai, bisa makan-makan dan ngobrol-ngobrol, ngerasain cirebon walaupun cuma setitik, dan yang paling berharga adalah inspirasi yang didapat dari pernikahan itu. Rasanya, kalau membuat pernikahan, lebih enak yang modelnya private dan hanya closed friend supaya bisa lebih enak ngobrol dan menyapa undangan satu persatu dibandingkan harus berdiri di panggung dan hanya bisa nyalamin sambil ngobrol 1-2 detik dengan undangan. Tapi rasanya memang culture di Indonesia kurang bisa menerima konsep resepsi yang seperti itu dan lebih senang model yang salaman satu persatu. Hehehe ya sudah, kita liat saja nanti :p
Tinggalkan Balasan