My Journal

Etika Dalam Membuat Janji Bertemu

gambar diambil dari raraszone.blogspot.com

Kalau bicara etika rasanya agak sulit yah karena pendidikan tentang etika ini sebenernya masih sangat minim banget porsinya. Seharusnya etika ini diajarkan di keluarga dan masyarakat. Nah masalahnya keluarga jaman sekarang banyak yang melepas tanggung jawabnya untuk mendidik dan menyerahkan sepenuhnya kepada institusi pendidikan. Lalu masyarakat sendiri semakin lama semakin apatis dan tidak peduli dengan orang lain (selama tidak mengganggu dirinya sendiri). Akibatnya, pelajaran tentang etika itu sendiri tidak bisa tertanam dengan baik kepada masyarakat kita.

Jadi terkait etika ini, saya ingin membahas sedikit etika yang cukup sederhana tapi menurut saya itu penting, yakni etika dalam membuat janji bertemu. Saya beberapa kali mengalami kasus yang menurut saya kurang nyaman yah ketika ada orang yang ingin membuat janji bertemu. Jadi paling ini beberapa point yang menurut saya sebaiknya diperhatikan kalau kita membuat janji dengan orang lain agar komunikasi yang terbangun juga enak dan kita tetap menjaga etika kita.

  1. Ketika menghubungi seseorang untuk meminta waktu bertemu, tanyakan kapan orang tersebut waktunya kosong sambil memberikan alternatif perkiraan waktu dari kita. Yang pasti, jangan malemnya SMS untuk janji ketemua besok (true story, ada yang kayak gini)
  2. Kalau ada halangan, ingin membatalkan janji, sebisa mungkin dari jauh-jauh hari. Kecuali kalau benar2 mendadak dan urgent (terkait nyawa seseorang atau hal yang tidak bisa terhindarkan lagi), bolehlah membatalkan mendadak, kayak J-1. Jangan membatalkan janji ketemu jam 14.00 tapi bilangnya baru jam 14.30 (another true story)
  3. Jika sudah membatalkan janji, arrange waktu berikutnya juga dengan cara yang sama dengan point 1. Jangan menentukan waktu sepihak, misalkan membatalkan ketemuan jam 14.00, terus di SMS pembatalan itu bilang jadinya jam 18.00 saja yah. Belum tentu yang bersangkutan kosong di waktu tersebut, jadi komunikasikan dulu jadwal berikutnya yang baik bagaimana (yep, true story).

Masih banyak point menarik lainnya sih, tapi saya rasa tidak perlu menuliskan semuanya di sini. Hehe.. Beruntung saya dibangun dari lingkungan yang masalah etika dan aturan itu sangat ketat. Sampai di kampus, jurusan saya terkenal sangat ketat masalah etika. Ke kampus pake sendal ato celana pendek di hari libur sekalipun, bisa ditegur. Buka pintu ruangan gak ditutup lagi, bisa ditegur. Duduk-duduk di dekat tangga, bisa ditegur. Apalagi kalau masalah waktu, budaya tepat waktu kayaknya dipush dalam-dalam di otak kita selama kuliah. :p  Semoga aja itu tidak hilang dan terus tertanam.

About Adam Ardisasmita (1309 Articles)
CEO Arsanesia | Google Launchpad Mentor | Intel Innovator | Vice President Asosiasi Game Indonesia | Blogger ardisaz.com | Gagdet, Tech, and Community enthusiast.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: