Mundur Sebelum Melompat Lebih Jauh

gambar diambil dari us.123rf.com
Kita pasti memiliki target atau tujuan dalam hidup. Semakin kuat keinginan kita untuk mencapainya, target tersebut semakin besar persentase untuk terwujud. Makanya, biasanya orang yang ngotot dan ulet itu biasanya sukses karena dia pasti melakukan segala cara dan berbagai jalan untuk bisa mencapai tujuannya. Penting bagi kita untuk belajar dengan orang-orang tersebut agar kita juga bisa meraih apa yang kita impikan. Yang perlu digarisbawahi, orang-orang yang telah berhasil mencapai target-targetnya tentu tidak hanya sekedar berlari menuju targetnya, tapi juga berpikir. Contohnya adalah jika kita memiliki tujuan untuk bisa pergi ke monas, banyak sekali opsi yang bisa diambil untuk menuju kesana. Mulai dari jalur yang dipilih, waktu yang dipilih, kendaraan yang digunakan, dan banyak hal lainnya. Seperti pepatah, banyak jalan menuju Roma, tinggal bagaimana kita berusaha mencari jalan terbaik untuk kita.
Nah, terkadang, dalam perjalanan menuju mimpi kita, kita dihadapi dengan sebuah tantangan. Entah itu tantangan finansial, tantangan keterbatasan waktu, tantangan dari segi kemampuan, dan banyak hal lainnya. Disinilah kebijaksanaan kita dalam berpikir dan kecerdasan kita dalam bertindak diuji. Andai kata kita analogikan proses kita menuju mimpi kita adalah sebuah perjalanan dengan berlari, lalu kita menemui sebuah jurang yang agak lebar jaraknya di jalan kita, jika kita paksakan dengan kecepatan kita saat ini, kita akan terjatuh ke dalam jurang. Untuk itu, pada situasi tertentu, cukup bijak bagi kita untuk mundur beberapa meter, mengambil kuda-kuda yang lebih matang, mempersiapkan diri kita seutuhnya, untuk bisa melompati jurang tersebut. Untuk aplikasi di dunia nyata, saya ambil contoh kondisi teman-teman saya saat ini yang sudah lulus bangku kuliah. Beberapa dari teman saya punya mimpi ingin menjadi ini, ingin menjadi itu, tapi tantangan untuk mencapai ke posisi tersebut sangatlah tinggi. Jika dia paksakan saat ini untuk melakukan hal yang dia inginkan, tentu yang ada dia akan terjerat masalah yang lebih besar (misalkan finansial). Untuk itu, beberapa dari mereka banyak yang mundur dulu satu, dua langkah dari mimpinya, coba menggali pengalaman lebih banyak lagi, baru nanti dia coba wujudkan mimpinya dengan kesiapan yang lebih baik.
Kecerdasan dalam mengambil pilihan ini penting, terutama untuk tetap menyeimbangkan antara idealisme dengan realitas, karena kondisi ekstrem kiri atau kanan tidak akan membawa kita kemana-mana. Yang penting selama tidak bertentangan dengan prinsip hidup dan selama masih mengarah ke target yang sama, perpaduan antara ideal dan real akan sangat membantu perkembangan kita nanti. Terakhir saya ingin mengquote perkataan Abraham Lincoln, “Give me six hours to chop down a tree and I will spend the first four sharpening the axe”. Intinya, jangan hanya bekerja keras, tapi juga bekerja cerdas 🙂
Tinggalkan Balasan