My Journal

Startuplah Selagi Muda

gambar diambil dari http://www.motivateusnot.com

Dahulu, seorang senior pernah berkata kalau kondisi dengan status mahasiswa dan status sudah lulus akan amat sangat berbeda sekali. Salah seorang senior yang lain juga mengatakan kepada saya waktu yang paling tepat untuk membangun sebuah perusahaan adalah ketika masih menjadi mahasiswa. Tentu saya bertanya dong, kan ada tugas kuliah, urusan organisasi, dan sebagainya? Beliau membalas bahwa itu tidak seberat tuntutan untuk mencari nafkah. Awalnya saya cuma iya-iya saja dan mengikuti saran para pendahulu saya untuk memulai selagi muda. Ternyata kini, ketika telah resmi dicabut status mahasiswanya, saya baru bisa merasakan apa yang mereka katakan dahulu.

Kembali mengutip, seseorang berkata kebahagiaan setelah diwisuda itu hanya berlangsung selama 1 minggu paling lama, setelah itu, orang-orang akan masuk ke dalam state galau. Entah galau ingin bekerja dimana, ingin lanjut kuliah lagi atau tidak, atau ingin langsung menikah, dan sebagainya. Kali ini saya spesifik ingin membahas mengenai melangkah di jalur enterpreneur. Dulu di suatu seminar, si pembicara berkata bahwa dia lebih memilih untuk drop out dari ITB karena takut akan godaan ijazah (apalagi kalau cumlaude). Di saat sudah lulus, teman-teman di sekitar kita akan lansung apply job dimana-mana, ngomongin gaji pertamanya, bonusnya, hidup yang serba menyenangkan dengan pekerjaan barunya. Atau orang tua yang mungkin terus bertanya-tanya sudah dapat kerja belum, ketika lebaran ketemu sodara di tanya “sudah lulus kan, kerja dimana sekarang?”, ketemu teman SMA pun pertanyaannya sama. Tekanan mental inilah yang biasanya meredupkan semangat enterpreneur jika baru mau dimulai ketika sudah lulus.

Kenapa hal tersebut menjadi tekanan? Karena menjalani karir menjadi pengusaha itu sangat beresiko. Bisa gagal, bisa rugi, bisa berhasil, bisa bangkrut, dan sebagainya. Hanya orang yang benar-benar punya tekad, mimpi, dan keberanian yang mampu menghadapi hal tersebut. Oleh karena itu saya angkat topi bagi mereka yang memulai usahanya ketika sudah lulus. Kehidupan di kantor itu lebih nyaman dan pasti (apalagi buat mereka yang lulus dari universitas yang baik dengan hasil yang baik). Tiap bulan pasti digaji, kerjaan jelas, dan sebagainya. Untung saya memulai lebih awal sehingga ketika saya dihadapi dengan resiko gagal, resiko tidak dapat untung, dan resiko lainnya, status saya masih mahasiswa. Secara moral dan materil, beban yang saya hadapi lebih ringan dibandingkan mereka yang baru memulai ketika sudah lulus. Akhirnya, ketika ditanya abis lulus mau ngapain, saya sudah bisa langsung sebut merk perusahaan yang sudah saya dan teman-teman saya bangun dengan berbagai capaian yang sudah berhasil kami capai sehingga tidak ada lagi keraguan baik itu dari kami sendiri maupun orang-orang yang bertanya kepada kami.

Untuk itu, saya benar-benar menyarankan kepada teman-teman yang tertarik, berniat, atau bermimpi untuk membangun perusahaannya sendiri, sok aja dimulai dari sekarang. Nothing to lose. Kalau jadi, alhamdulillah ketika lulus tidak perlu naro-naro CV (yang ada nyeleksi CV orang) tapi kalau ternyata gagal, kita gak rugi. Malah Kita mendapatkan sebuah pengalaman dan pembelajaran berharga yang teman-teman kita tidak dapatkan di bangku kuliah. Kalau nantinya teman-teman terpaksa harus bekerja, kita sudah memiliki sebuah knowledge berharga tentang dunia kerja lebih dulu. Jadi, mulailah sedari sekarang. πŸ™‚ #semangat!

About Adam Ardisasmita (1309 Articles)
CEO Arsanesia | Google Launchpad Mentor | Intel Innovator | Vice President Asosiasi Game Indonesia | Blogger ardisaz.com | Gagdet, Tech, and Community enthusiast.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: