Selamat Tinggal Nokia X
Rasanya baru sekitar bulan Februari akhir saya menulis tentang kehadiran Nokia X di pasar (tulisan di sini), tapi baru saja kemarin mendapat kabar bahwa Nokia X akan tidak lagi menjadi fokus dari Microsoft dan akan dihentikan pengembangannya (Email dari Stephen Elop tentang rencana Microsoft di sini). Microsoft akan mengisi lini low cost device yang kemarin diisi oleh Nokia X dengan perangkat Lumia yang menggunakan sistem operasi Windows Phone. Tentu ini menjadi suatu kabar yang cukup mengejutkan tapi juga bisa dimaklumi.
Dari tulisan saya sebelumnya, saya sempat membahas bahwa platform Nokia X berbasis Android ini adalah platform yang menarik. Strategi ini mungkin relevan jika Nokia masih berdiri sendiri. Nokia X adalah platform yang paling ideal untuk mengganti platform Asha mereka. Tapi begitu diakuisisi oleh Microsoft, Android adalah rival mereka, rival dari sistem operasi Windows Phone. Agak aneh secara arah gerak perusahaan jika Microsoft mengembangkan platform milik tetangganya sedangkan mereka punya platform sendiri. Mungkin alasan utama dari Nokia X ini adalah untuk menutup kerugian perusahaan Nokia dengan menjual nama besar Android. Kini ketika Nokia sudah menjadi bagian dari keluarga Microsoft, support keuangan bisa menjadi lebih stabil karena lini bisnis Microsoft yang besar dan mapan.
Tidak hanya Nokia X yang akan diberhentikan, Microsoft juga terlihat ingin lebih fokus dan lebih dinamis terhadap perubahaan. Selain kabar ini, Microsoft juga mengumumkan akan menutup beberapa divisi dan melakukan pemberhentian pekerjaan dengan jumlah cukup besar (beritanya bisa dibaca di sini). Jadi memang ini akan jadi satu langkah yang cukup besar dari Microsoft untuk beradaptasi dengan situasi dan juga untuk menentukan arah gerak baru.
Kalau saya ditanya apakah Nokia X gagal, jawabannya adalah belum cukup waktunya untuk bisa mengambil kesimpulan. Dulu waktu device Asha pertama keluar, butuh waktu sekitar 6 bulan untuk kita sebagai developer bisa melihat apakah platform ini berhasil atau tidak mengakuisisi pasar dari jumlah download dan revenuenya. Kalau ini, dari Februari hingga Juli rasanya masih terlalu dini untuk bisa memberikan penilaian. Arsanesia termasuk yang pertama memasukan game-nya ke Nokia X. Baik developer maupun Nokianya sendiri dalam beberapa tahun terakhir ini memang mengalami tahun yang penuh dengan perubahan, mulai dari Qt untuk Symbian^3, Meego, lalu J2ME untuk platform Asha, lalu ke Windows Phone, masuk ke Android, dan kini kembali fokus ke Windows Phone. Tapi bagi saya, support yang diberikan oleh tim Nokia bagi developer tidak ada yang bisa menyaingi. Bagaimana mereka menganggap developer adalah bagian penting dari perusahaan, niat mereka yang ingin membuat developer juga sukses bersama, dan kepercayaan yang diberikan kepada para developer, membuat Nokia adalah ekosistem dengan developer yang besar dan loyal di Indonesia.
Semoga Microsoft dan Nokia bisa semakin bersinergi, masa transisi dilalui dengan baik, dan mampu memberikan platform dan ekosistem terbaik bagi developernya. Selamat tinggal Nokia X, semoga “Nokia X” yang baru mampu mengisi pasar low cost dengan baik. Jangan lupa, resistensi market terhadap platform WP adalah kuantitas aplikasinya sehingga penting sekali bagi Microsoft untuk bisa terus meningkatkan kerja sama dengan para developer untuk menghadirkan aplikasi dan games terbaik di platform tersebut.
Tinggalkan Balasan