Proporsi dan Prioritas dalam Hidup

gambar diambil dari http://arya-muhamad.blogspot.com/
Hidup itu penuh dengan pilihan. Misalkan ketika kita SMA, ada pilihan apakah mau masuk IPA atau IPS. Kemudian setelah lulus SMA, apakah mau lanjut kuliah S1, apakah mau kuliah D3, apakah mau langsung bekerja, atau mau bikin usaha sendiri, dan berbagai pilihan lainnya. Lalu ketika mau lulus kuliah, dihadapkan lagi dengan pilihan, apakah akan lanjut kuliah S2, langsung bekerja, dan sebagainya. Ada pilihan yang bisa kita ambil secara bersamaan ada yang tidak. Misalkan, ketika SMA, kita tidak bisa memilih untuk masuk IPA dan juga IPS, kita harus memilih salah satu. Tapi kita bisa memilih untuk masuk IPA, ikut OSIS, ikut ekstrakurikuler Sepak Bola, dan sebagainya. Agar proses menjalani hidup yang penuh dengan pilihan tersebut bisa berjalan dengan baik, maka diperlukan adanya pengaturan proporsi dan prioritas.
Yang pertama adalah proporsi. Kita harus menentukan proporsi dari setiap pilihan yang kita ambil. Gampangnya, proporsi itu seperti SKS saja. Contohnya adalah, pada tingkat dua saya kuliah dulu, saya menempatkan proporsi 6 jam dalam sehari untuk kuliah, lalu sekitar 2-3 jam dalam sehari untuk kegiatan organisasi, 4-5 jam setiap minggu untuk unit, dan sebagainya. Lalu di tingkat empat, saya mengalokasikan 6 jam sehari untuk kerja, 2 jam sehari untuk menyelesaikan tugas akhir, Sabtu dan Minggu untuk keluarga, dan sebagainya. Bagaimana mengatur proporsi itu akan sangat bergantung kepada apa visi dan cita-cita kita. Agak sulit menempatkan proporsi yang sesuai jika kita belum tahu tahun depan kita mau jadi apa, dua tahun lagi kita ingin kehidupan yang seperti apa, lima tahun lagi kita ingin mencapai apa, dan sejenisnya. Jadi pada proporsi ini, kita mengalokasikan waktu kita secara teratur untuk melakukan aktifitas yang menjadi pilihan kita.
Yang kedua adalah prioritas. Terkadang proporsi yang sudah kita jadwalkan tidak bisa dilakukan sesuai dengan rencana. Terdapat pilihan lain yang harus kita pilih atau aktifitas baru yang urgent. Di sinilah kita harus menentukan prioritas. Contohnya adalah, prioritas saya dalam menjalani tahun kedua di ITB adalah (tentu saja setelah Agama) 1. Keluarga, 2. Himpunan, 3. Akademik, 4. ITB Fair, 5. Unit. Kemudian saat ini di tingkat empat prioritas saya adalah 1. Keluarga, 2. Arsanesia, 3. Tugas Akhir, 4. Les, 5. Kemahasiswaan. Fungsi dari penempatan priortas adalah misalkan dalam satu hari, proporsi yang saya alokasikan adalah 6 jam untuk Arsanesia, 2 jam untuk tugas akhir, lalu 2 Jam untuk Les, lalu tiba-tiba ada urusan mendadak yang harus saya urus untuk arsanesia, maka yang akan saya korbankan adalah Les saya. Kemudian misalkan besok tiba-tiba ada urusan kemahasiswaan yang sebelumnya tidak saya jadwalkan tapi hari itu sudah penuh dengan urusan dengan prioritas yang lebih tinggi, maka saya harus menolak urusan kemahasaswaan tersebut. Dengan adanya prioritas, kita bisa memastikan diri pilihan mana yang harus dikorbankan jika kita dihadapkan dengan beberapa pilihan yang tidak bisa diambil bersamaan.
Keuntungan dari adanya Pengaturan Proporsi dan Penempatan Priortasi dalam hidup kita adalah kita bisa menentukan amanah atau komitmen mana yang bisa kita ambil dan yang mana yang tidak bisa kita ambil sehingga kita tidak akan menyianyiakan atau mengecewakan tanggung jawab yang sudah kita pilih. Untuk bisa mengatur proporsi dan prioritas dengan mudah, hal utama yang harus dimiliki adalah target minimal setahun ke depan. Jadi kita bisa merencanakan tahun 2012 ini kita ingin mencapai target seperti apa, sehingga kita bisa menempatkan proporsi dan prioritas dengan bijaksana.
Tinggalkan Balasan