My Journal

Memaknai Proses Membangun Materi dan Metode

Selama hampir tiga bulan saya diamanahi untuk memimpin proses kelahiran materi hingga menata metamorfosis metode menjadi sebuah kegiatan yang bertajuk kaderisasi. Proses pendalaman teori, taktik dan strategi, hingga peletakan bidak di papan lapangan merupakan pembelajaran panjang berbalut pengalaman yang sangat tidak terkira harganya. Berbagai paradigma lama terupgrade melihat sudut pandang berpikir dan argumentasi serta informasi baru yang teman-teman saya tumpahkan di meja diskusi. Beberapa adu pendapat dan kritikan lalu lalang dari satu kepala ke kepala yang lain. Hasilnya adalah kami satu tim berhasil memompa kapasitas pengetahuan dan wawasan kami menuju level yang baru. Secara sadar kami menyerap ilmu dan pengetahuan dengan rakus, kami menggali fakta dan mencipta kreasi terus menerus, hingga waktu dan fisik yang terus menerus membatasi ingin dan lapar kami.

Berbekal orang dengan berbagai macam karakter, materi dan metode disusun sedemikian rupa. Masuk ke pelaksanaan, pasukan lapangan dan sahabat pendukung di non lapangan berada di samping kami demi memperjuangkan idealisme mahasiswa yang ingin kami bersama lukis. Mungkin mereka saat ini belum bisa memahami betapa tingginya cita-cita kami dan besarnya harapan kami kepada mereka untuk bisa belajar lebih banyak dari kami dan berkembang menjadi lebih besar dari seluruh mahasiswa yang pernah menginjak ranah perguruan tinggi di Indonesia. Mungkin kami memasangkan bintang terlalu tinggi di langit-langit pandang mereka sehingga tangan-tangan ragu itu takut dan merasa berat untuk menggapainya. Tapi kami sadar bahwa itulah jalan yang akan kita lewati bersama nantinya, jalan yang sangat jauh, tinggi, penuh dengan rintangan juga cobaan. Kami pun semakin mendalami tanggung jawab dan tugas besar sebagai manusia, semakin kami rasakan bahwa kami pun masih sangat jauh dari kata ideal. Untuk itulah semangat-semangat baru dari darah-darah segar ini kami harapkan  mampu menjadi motor dan memacu seluruh kepala yang ada di balik almamater ini untuk bisa terus berlari.

Semakin dalam saya membaca fakta, semakin sadar bahwa hidup semakin liar dan kejam. Perjuangan ini mungkin melelahkan, capek, menjenuhkan, bosan. Meniadakan waktu duduk dan bersandar kita, waktu bermalas-masalan di atas kapas, juga waktu mengapung di khayalan kita. Tapi inilah dunia, yang bulat dan tak berhenti berputar. Ketika kita mengeluh dan berhenti berlari, ketika itulah kita akan terjatuh dan terkubur dari persaingan di dunia ini.

Semangatku-semangatku-kalahkan-mentari

About Adam Ardisasmita (1373 Articles)
CEO Arsanesia | Google Launchpad Mentor | Intel Innovator | Vice President Asosiasi Game Indonesia | Blogger ardisaz.com | Gagdet, Tech, and Community enthusiast.

1 Trackback / Pingback

  1. Mengenang Kemahasiswaan di Kampus : Tingkat 3 « Rumah Pikiran Ardisaz

Tinggalkan komentar