Belum masuk ke dunia politik nasional tapi sudah merasakan tekanan dan perasaan tidak nyaman dari permainan politik. Kekuatan ini sudah terasa di kehidupan sehari-hari, kehidupan bermasyarakat, di kampus, di rumah, di mana-mana. Masing-masing orang punya kepentingan. Di negara demokrasi seperti Indonesia, suara terbanyaklah yang benar. Maka orang berburu-buru mencari suara dan mendapatkan dukungan. Melakukan lobi sana dan sini, pendekatan ke atas dan ke bawah. Semua demi meraih tujuan masing-masing pelaku di masyarakat. Ada yang grasak-grusuk demi arogansi, ada yang berjuang demi uang, ada yang murni untuk kemanusiaan, dan masih banyak lagi hal yang melatar belakangi permainan mereka.

Semakin memusingkan ketika cara-cara kotor sudah mulai diambil. Langkah menjatuhkan, mengucilkan, apatis, menolak keputusan, egoisme, suap-menyuap, dan lain-lain sudah tidak awam lagi dipakai. Kondisi membuat saya selalu menjaga benteng kewaspadaan saya agar tidak terjembab. Letih mengawasi situasi di sekitar agar tidak terseret arus maupun terbawa opini. Bahkan sesekali sayapun harus melakukan langkah agresif untuk menjaga kepentingan saya pribadi dan melindungi kepentingan orang banyak. Berada di situasi seperti ini bukanlah hal yang menyenangkan. Tapi perjuangan harus terus dilakukan. Ada nilai-nilai dasar yang harus saya jaga. Ada kepentingan orang banyak yang dititipkan di pundak saya. Saya pun harus bisa bergerak lincah dan cepat. Harus belajar mengatur strategi dan langkah. Karena saya punya amanah dan impian. Amanah yang harus saya jaga baik-baik dan impian yang harus saya capai.

Ini baru sebagian kecil dari hitam dan putihnya dunia politik. Betapa beracunnya lingkungan di dalam sini. Apabila tidak menjaga diri baik-baik, bisa hilang dalam asap dan menjadi sama kotornya dengan politikus lainnya. Mari kita berusaha istiqomah di jalan yang benar.