My Journal

Prospek Industri Game di Indonesia

Sudah tiga minggu ini saya coba konsisten untuk membuat konten video di youtube lagi. Walaupun tidak seperti di blog yang saya bisa publish konten satu post satu hari, untuk youtube target saya cukup satu minggu sekali. Ada satu pertanyaan yang cukup menarik yakni tentang prospek industri game di Indonesia hari ini dan di masa depan yang mampir di kolom komentar channel youtube saya.

Untuk meletakan konteks, saya pertama kali terjun membuat game itu di tahun 2010 dan mendirikan Arsanesia di tahun 2011. Pada tahun itu, di Indonesia baru aja melakukan transisi dari era flash ke era mobile. Jika saya boleh bandingkan apa yang terjadi satu dekade yang lalu dengan hari ini, industri game di Indonesia tumbuh dengan amat sangat pesat. Apa indikatornya?

Dari sisi jumlah game yang rilis dan skala game yang dibuat, dulu tuh satu game berkualitas dari Indonesia jarang sekali bisa kita temukan. Studio game lokal yang ada pun masih bisa dihitung jari. Hal ini membuat orang yang mau masuk ke industri game bingung mau kerja dimana, atau yang ingin membuat studio game sendiri juga masih kesulitan karena belum banyak contoh game yang bisa meraih kesuksesan secara komersil dengan sustainable.

Hal ini jauh berbeda sekali dengan kondisi hari ini. Satu tahun ke belakang saja, kita bisa melihat ada judul-judul game seperti Coral Island, Coffee Talk 2, Potion Permit, A Space For The Unbound, Troublemaker, dan banyak judul game lainnya yang sukses secara global dan mendulang pendapatan miliaran hingga puluhan miliar rupiah. Itu pun kalau kita lihat, masih banyak upcoming games dalam setahun ke depan yang sangat exciting untuk ditunggu. Dalam waktu dekat akan ada Knight versus Giant dari Gambir Studio, lalu akan ada Faerie Afterlight dari Clay Game Studio, kemudian ada StellaGalle dari Extra Life Entertainment, DreadHaunt dari Digital Happiness, Mythic Protocol: Riftstorm, Cat Legends dari Dreams Studio, KISSL Kpop idol management dari Wisageni, termasuk juga ada Project Unseek dari Arsanesia, dan banyak title lainnya yang belum di announce. Total bisa ada 20-an game yang akan dirilis di tahun depan yang sudah diannounce. Ini jauh berbeda sekali dengan 10 tahun yang lalu situasinya.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Karena saat ini sudah semakin banyak sukses story yang membuka gerbang bagi gamedev di Indonesia untuk bisa mengikuti jejaknya. Yang hebatnya lagi, gamedev di Indonesia ini tidak pelit untuk membagikan ilmunya ke sesama gamedev. Jadi makin banyak yang bisa belajar dan banyak yang bisa sukses.

Faktor lain yang mendukung percepatan ini adalah makin banyaknya program yang bisa membantu kita untuk kickstart masuk ke industri game. Ada program seperti Digital Talent Scholarship Kominfo, Unity Certification dari AGI, Google, dan Unity, ada program pencarian bibit game dev yang bernama GameSeed, ada program mentorship IGDX Academy, ada prorotype funding TGIF, dan masih banyak program lainnya.

Kalau dilihat secara comparasi regional di asia tenggara, Indonesia ini cukup pesat pertumbuhan untuk independept studionya. Kalau negara-negara tetangga kita, mereka ada 2-3 game lokal nya yang sukses, tapi mayoritas talenta mereka diserap oleh perusahaan triple A atau outsourcing. Blessing in disguise perusahaan-perusahaan besar itu gak mau (atau mungkin belum mau) buka di Indonesia membuat mau gak mau orang yang mau kerja di industri game harus bikin studio game sendiri. Keterpaksaan dan kepepet inilah yang ternyata justru menumbuhkan kreativitas dari game developer di Indonesia.

Jadi kalau ditanya prospek ke depannya, menurut saya Indonesia akan jadi indie power house yang sangat kuat di kancah global. Mungkin butuh waktu yah, karena secara experience kita tertinggal jauh sama negara-negara maju. Tapi secara trajectory, kita sedang menunjukan sinyal yang positif dan pertumbuhan yang exponensial.

avatar Adam Ardisasmita
About Adam Ardisasmita (1384 Articles)
CEO Arsanesia | Google Launchpad Mentor | Intel Innovator | Vice President Asosiasi Game Indonesia | Blogger ardisaz.com | Gagdet, Tech, and Community enthusiast.

Tinggalkan komentar