Cara Membuat Akta Kelahiran Baru
Bagi para orang tua yang baru saja memiliki anak, salah satu hal penting yang harus dilakukan adalah membua akta kelahiran. Akta kelahiran ini akan sangat berguna untuk berbagai keperluan administratif di Indonesia. Yang paling simpel aja ini adalah syarat agar anak bisa masuk ke kartu keluarga dan didaftarkan ke asuransi (misal BPJS). Jadi secepat mungkin harus memiliki akta kelahiran agar anak bisa setidaknya tercover asuransi. Namun kenyataan tidak seindah itu :p Tahu sendiri lah namanya Indonesia.
Persyaratan untuk membuat akta kelahiran sendiri sangat banyak. Yang paling awal untuk dimiliki adalah Surat Keterangan Lahir dari rumah sakit tempat anak kita dilahirkan. Itu nanti rumah sakit akan membuatkan surat dan ditandatangani oleh dokternya. Jadi kalau yang habis lahiran, jangan sampe lupa minta surat tersebut dan dicek yah data-datanya lengkap semua atau tidak.
baca juga : Cara Mengurus Pembuatan Kartu Keluarga Baru
Proses selanjutnya ini yang lumayan malesin. Kita pertama minta pengantar RT, lalu dari RT dicap oleh RW, dari RW lalu dibawa ke keluarahan untuk dibuatkan Surat Keterangan Lahir. Loh kok sama kayak yang dari RS? Itu namanya doang yang sama, isinya beda banget. Yang versi kelurahan ini lebih lengkap isiannya. Awalnya saya pikir berbekal surat pengatar RT/RW, Fotokopi KTP saya dan istri, Fotokopi KK, Fotokopi Surat Nikah, dan SKL dari rumah sakit yang asli saja cukup. Ternyata pas sampai kelurahan, diminta 4 halaman di buku nikah (awalnya saya cuma halaman 2, 3, dan 4 yang saya rasa relevan). Terus yang paling mengejutkan adalah minta fotokopi KTP saksi. What??? Kayak pengadilan aja perlu pakai saksi. Udah gitu mintanya dua orang pula. Untungnya di kelurahan ini saya gak perlu bolak-balik karena katanya nanti yang buku nikah bisa disusulkan pas dibawa ke catatan sipil dan untuk bikin SKL versi Keluarahan, saya tinggal kasih NIK saksi (yang mana mertua saya yang dijadikan saksi) lalu data-datanya sudah terisi otomatis di keluarahan. Fiyuh, untung gak strik2 amat ini kelurahan. Walopun di akhir sempet ditawarin untuk dibantu dengan biaya 250rb, tapi no ah, mau coba urus sendiri.
Lalu setelah dapet SKL versi kelurahan, saya lengkapi halaman buku nikah menjadi 2,3,4 dan 5. Saya tambahkan fotokopi KTP saksi. Lalu saya ke catatan sipil. Di sana saya dikasih formulir panjaaannggg (yang isinya sama persis kayak SKL dari kelurahan). Terus ada dua lembar isian, surat pernyataan saksi dan surat permohonan akta yang mana harus ditandatanganin saksi -_- Jadi ini sih musti balik lagi minta tanda tangan mereka dulu. Kenapa gak di kelurahan sekalian dikasih form ini sih. Terus pas cek lagi persyaratan, ternyata masih ada yang kurang lengkap klo versi catatan sipil. Perlu satu buku full untuk buku nikah (bukan cuma 4 halaman kayak kata di kelurahan) dan perlu ada ijazah. Wew, buat apa ijazah? Kayak mau ngelamar kerja aja.
Yaudah balik lagi, terus ke sana lagi untuk submit dokumen. Di situ saya wanti-wanti, SKL dari kelurahan ejaan nama saya ada yang salah. Saya kasih post it dan saya konfirm ke petugasnya juga. Kata petugasnya, nama orang tua nanti ikut di buku nikah kok tenang aja. Terus abis masukin dokumen, suruh kembali lagi 14 hari kerja. Serius ini bikin akta kelahiran aja 14 hari -_- Itu kan cuma seutas kertas yang ditandatanganin pejabat aja. Yaudah lah bersabar menunggu aja. Yang jelas gak mau pakai jalur belakang jalur belakangan.
Sebulan kemudian, saya datang lagi ke sana. Ke bagian pengambilan akta kelahiran. Lalu pas saya cek, bener kan firasat saya, nama saya salah eja -_- Ngikutin form dari keluarahan yang salah eja. Padahal katanya bakal ngikutin buku nikah. Yaudah saya langsung ke loket revisi akte kelahiran, ngasih tau ini salah eja, dan katanya bakal baru jadi lagi 14 hari kerja. Waaattttttt Ini cuma ganti satu karakter aja butuh 14 hari kerja? Haduh pusing deh. Tapi ya mau gimana lagi, terpaksa deh nunggu setahun (baru bisa diambil 2016 soalnya).
baca juga : Cara Membuat Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK)
Ya inilah pengalaman bikin akta kelahiran baru. Yang jelas berarti waktu yang dibutuhkan untuk ngurus ini adalah 1 hari untuk SKL Rumah Sakit. Kalau hari itu juga mau diurus ke RT/RW, kelurahan, capil juga bisa, tapi less likely karena harus bolak-balik. Udah gitu belum tentu pak RT/RW ada di rumah kan. Jadi taro aja 1 hari ke RT, 1 hari ke RW, 1 hari ke kelurahan, 1 hari ke capil ambil form, 1 hari balik lagi ke sana, 14 hari nunggu jadi. Total butuh 20 hari kerja untuk bikin akta kelahiran aja. Belum klo ada nama yang ejaannya salah ato data yang salah ketik. Tambah 14 hari lagi deh.
Berikut ini saya kasih list lengkap dokumen apa aja yang perlu disiapkan supaya gak bolak-balik. Mungkin beda catatan sipil beda peraturan juga yah. Yang jelas menurut saya hal ini seharusnya bisa dibuat lebih efisien jika bisa online. Toh data-data orang tua udah tersimpan kan di database eKTP.
Coba dari list di atas liat ada yang aneh gak? Formulir dari catatan sipil isiannya sama persis kayak SKL dari kelurahan. Terus mau bikin akta, eh kita musti submit akta :p Terus ada surat saksi segala. Dan yang paling resek, dari sekian banyak dokumen yang saya submit, hanya karena ada satu dokumen SKL kelurahan yang nama saya salah eja, eh akta kelahirannya jadi salah eja -_- buat apa pakai minta buku nikah sama ijazah sama fotokopi KK dan KTP?
Semoga informasi ini berharga bagi para orang tua yang mau bikin akta kelahiran untuk anaknya yah. Saya sendiri sampai detik ini belum berhasil. Semoga yang lain bisa mengurus dengan lebih singkat dan efisien. Nanti kalau udah jadi aktanya, baru bisa dimasukan ke dalam KK kita.