Awal saya mengetahui Lady Gaga adalah di suatu ruang karaoke dimana ada teman saya yang tiap karaokean pasti di song listnya ada Lady Gaga. Saya tidak begitu tahu lagu-lagunya apalagi liriknya. Yang saya tahu, si Gaga ini memang orang yang eksentrik dan kontroversial. Saya menganggap keeksentrikannya tersebut adalah bagian dari strategi marketing Gaga ini. Dengan tampil beda dan menonjol, media pasti senang meliputnya. Dengan bertindak kontroversial dan terlibat konflik dengan pihak lain seperti memakai baju dari daging dan dikritik pihak konservasi binatang, Lady Gaga semakin menjadi sorotan media. Seperti itulah yang saya tahu dari Lady Gaga.

Lady Gaga sudah merencanakan akan menggelar konser di Jakarta dari sekitar 2-3 bulan yang lalu kalau tidak salah. Saya sih tidak terlalu tertarik dengan Lady Gaga jadi tidak berminat juga menonton konsernya. Lalu sempet sekitar beberapa minggu yang lalu ada ancaman dari sebuah ormas untuk bertindak vandal dan berbuat keributan apabila Lady Gaga jadi melakukan konser di Jakarta. Di sini saya sudah mulai bertanya-tanya dan mencari tahu apa yang menyebabkan Lady Gaga diancam seperti ini. Soalnya sebelum Lady Gaga, artis wanita yang tampil ke Indonesia sudah cukup banyak. Mulai dari PCD, Beyonce, Katy Perry, dsb yang menurut saya dari segi outfitpun setipe dengan Lady Gaga (walaupun tidak ada baju dari daging atau rambut yang pernah mereka pakai :p). Ancaman dari Ormas ini semakin kencang sehingga saat ini kepolisian ikut bergabung melarang Lady Gaga.

Sempat menonton acara talkshow di TV yang mewawancarai ormas tersebut, alasan kenapa Gaga mereka tentang adalah image Gaga sebagai pemuja setan serta pakaian yang terlalu vulgar. Kalau pakaian yang terlalu vulgar, saya setuju di konser Gaga sebelum2nya memang banyak baju yang tidak pantas. Bahkan di video klipnya pun vulgar. Lalu kalau yang memuja setan, saya sendiri tidak mengenal Lady Gaga jadi tidak tahu dia memuja siapa. Akhirnya saya coba googling-googling dan melihat terdapat banyak kontroversi Gaga terkait dengan Agama (seperti menghina suatu agama pada lagu Judas), terkait sosiokultural (dimana ia mendukung hubungan dan pernikahan sesama jenis), dan liberalisme (pada lagu born this way dia seperti menstate kalau kita bebas menjadi apapun yang kita mau). Alasan-alasan tersebut lah yang membuat ormas, kepolisian, dan beberapa politisi menolak habis kedatangan Lady Gaga.

Oke kalau memang vulgar dan pemujaan setan tidak sesuai dengan budaya di Indonesia, saya berharap proses “penegakan budaya” ini tidak tebang pilih. Lady Gaga hanya satu dari sebagian kecil penyelewengan budaya yang bisa kita lihat, apalagi Gaga bukanlah orang Indonesia. Jadi selama bukan di Indonesia, bukan urusan kita dia mau ngapain. Toh budaya ya budaya dia sendiri. Nah, masalah yang harus kita kritisi adalah vulgarisme  sendiri saat ini, dan semenjak lady gaga belum lahir mungkin, juga sudah membudaya di Indonesia. Musik dangdut dengan goyangan erotis, pakaian serba mini, lirik yang jorok, dan parahnya ditonton juga oleh anak-anak, bertebaran dimana-mana. Oh bukan, lebih parah lagi acara seperti ini merupakan bagian dari kampanye pemilihan kepala daerah. Ironis kan? Ketika politisi bilang Gaga tidak sesuai dengan budaya timur, acara kampanye dia supaya jadi pejabat pun menggunakan cara yang lebih vulgar dari Gaga. Jadi pesan saya, buat ormas, polisi, dan politikus, kalau memang ingin memperbaiki kualitas anak bangsa, coba berkaca juga pada kondisi sendiri dan entaskan penyimpangan budaya yang merusak moral bangsa ini.