Kartu Kredit yang Merepotkan

picture from http://blog.chargesmart.com
Sebagai pelaku di industri mobile, peran kartu kredit sangatlah penting. Sebagian besar aplikasi mobile berbayar hanya bisa dibeli dengan menggunakan kartu kredit. Hanya Nokia yang memberikan peluang bagi kita agar bisa membeli aplikasi mobile dengan melakukan potong pulsa. Namun bagi pengguna HP lain, harus memiliki kartu kredit dahulu baru bisa melakukan pembayaran. Sayangnya membuat kartu kredit di Indonesia tidaklah mudah (menurut pengalaman saya).
Juni 2011 saya melakukan apply kartu kredit ke sebuah bank swasta besar di Indonesia. Tujuan utamanya karena bulan Juli saya ingin ke Singapore dan ingin membeli iPad (dan temen ada yang nitip juga) sehingga tidak mungkin saya membawa kas yang besar di dompet. Akhirnya saya isi formulir dan menyerahkan foto kopi KTP serta kartu ATM. Saya diminta memilih paket Silver atau Gold. Silver limitnya 5 juta sedangkan Gold limitnya 10 juta. Untuk bisa memiliki kartu yang Silver, pendapatan saya harus 2-5 juta perbulan sedangkan untuk gold 5 juta ke atas. Saya coba apply untuk yang Gold karena saya butuh yang limit besar dan saya memang punya pendapatan sebesar itu dari hasil Startup Company saya untuk memenuhi persyaratan pendapat tersebut. Katanya tinggal ditunggu aja, paling lama 14 hari kerja. Akhirnya saya tunggu, tapi tidak ada kabar. Hingga pertengahan bulan Juli, akhirnya saya telpon costumer service bank tersebut. Katanya permohonan saya ditolak tanpa dijelaskan apa alasannya dan baru bisa apply lagi setelah 3 bulan. Agak kecewa juga sih, tidak ada pemberitahuan apa-apa dan ditolak tanpa alasan yang jelas.
Lalu bulan Oktober 2011 ini, saya ditawari oleh Bank yang sama di sebuah pusat perbelanjaan untuk membuat kartu kredit. Yah, tidak ada salahnya akhirnya saya apply juga. Kali ini saya request yang paling kecil limitnya karena saya malas kalau harus ditolak lagi, toh mereka yang nawarin kartu kreditnya kan. Mengingat pendapatan saya juga sudah bertambah, saya rasa tidak ada alasan bagi bank tersebut untuk menolak limit terkecil tersebut. Namun tiba-tiba saya mendapatkan SMS dari bank tersebut bahwa permohonan saya ditolak dan lagi-lagi tanpa alasan yang jelas kenapa.
Pertanyaan terbesar saya adalah, kenapa sesulit itu sih ingin membuat kartu kredit? Apakah karena saya bukan pegawai sehingga tidak dianggap sudah bekerja atau berpenghasilan? Lah, lalu bagaimana dengan seorang anak raja minyak yang uangnya sudah tidak tertampung lagi sehingga tidak perlu bekerja pun dia bisa berfoya-foya. Apakah tidak mungkin bagi mereka untuk membuat kartu kredit? Yang penting kan saya punya uang untuk melunasi kartu kredit tersebut.
Sebagai developer aplikasi mobile, akan sulit mengembangkan aplikasi mobile berbayar di Indonesia jika pembuatan kartu kredit ternyata sesusah ini. Tak heran kalau ujung-ujungnya banyak orang yang memakai jalur belakang untuk bisa menikmati aplikasi berbayar tersebut (dengan membajak aplikasi tersebut). Yah, semoga aja ini hanya pengalaman yang kebetulan terjadi pada saya dan hanya di bank yang saya gunakan. Mungkin untuk bank lain atau kasus lain tidak sesusah ini. Bagaimana dengan pengalaman teman-teman yang lain?
Tinggalkan Balasan