Ada sebuah artikel menarik dari sesi keynote Chris Charla, Direktur dari Microsoft Indie Program ID@Xbox yang ingin saya garis bawahi. Sebenernya di keynote itu, banyak poin menarik dari Chris yang menjelaskan tentang batas antara game indie dan game triple A mulai hilang dan discoverability menjadi tantangan yang berat buat game developer Indie. Kamu kalau tertarik bisa baca artikel lengkapnya di gamesindustry.biz yah. Tapi ada satu kalimat yang menurut saya ini bener-bener penting buat kita yang memegang status indie dari Indonesia. Berikut cuplikan kalimatnya

“But there’s a new lens to look through as well. There’s enough people playing video games, literally billions on the planet, so if you have a game that is good, there should be an audience for it. So how do we help developers find their audience? Even if it’s a niche game where the total addressable audience is 60,000, but it’s made by one person and they’ll be fine if they just sell 30,000. How do we find those 30,000 out of billions of players? That’s something you want a big company like Microsoft to be thinking about, and I think there’s some work we can do there.”

Buat saya kalimat ini menarik sekali. Jika memang benar Microsoft bisa membantu game dari Indonesia mendapatkan 30.000 sales, taro lah harga gamenya 20 dolar, maka gross revenue nya adalah 600.000 dolar. Kalau ada potongan dari microsoft 30%, maka yang masuk ke kita 420.000 dolar, itu setara dengan kira-kira 6 miliar. Mungkin bagi studio game di US, 420.000 dollar cuma nutup development game dan mungkin biaya untuk bikin prototype next game, kira-kira 2 tahun untuk tim berdua atau bertiga. Tapi di Indonesia, uang segitu bisa untuk running tim ber 10 3-4 tahun, bisa jadi 3-4 game mungkin,

Jadi kalau memang game bagus dari Indonesia yang selama ini kesulitan mendapatkan visibility bisa dibantu oleh Xbox, menurut saya sih ini kabar gembira sekali. Saya belum tahu sih program real nya kayak apa. Semoga bisa segera keliatan titik cerahnya dan kita bisa segera apply juga.