My Journal

Hal Pertama Yang Harus Dilakukan Founders

Buat kamu yang ingin berkarir di industri game, jalur masuknya ada banyak. Yang paling common adalah either kamu kerja di studio game atau membuat studio game kamu sendiri. Emang sih untuk kerja di studio game, di Indonesia sendiri mungkin persaingannya sangat ketat. studio yang ada di Indonesia, dari sisi kuantitas maupun kapasitasnya masih jauh banget daripada jumlah lulusan mahasiswa yang ingin masuk ke industri game. Itu mengapa banyak yang pada akhirnya memutuskan untuk membuat studio game sendiri sebagai jalur untuk berkarir di industri game.

Yang perlu dipahami di awal, membuat game dengan membuat studio game itu adalah dua hal yang sangat berbeda. Kalau ingin membuat game, skill-skill yang kamu butuhkan mostly skill teknikal seperti bisa programming, bisa membuat visual aset, bisa mendesain game, bisa memanage project, dan lain-lain. Sedangkan kalau kamu ingin membuat studio game, basically skill-skill yang dibutuhkan adalah skill enterpreneur. Jadi yang kamu perlu pelajari itu bagaimana setup sebuah company, bagaimana running companynya, dan banyak hal lainnya. Untuk itu, saya belakangan fokus ke sharing dan berbagi tips untuk running company agar kamu yang mungkin belum berkesempatan untuk bekerja di studio game di Indonesia, bisa tetep membuat game dengan cara membangun studio game nya sendiri.

Ada banyak tentunya skill yang harus dipelajari oleh seorang founder ataupun ceklis yang harus dilakukan ketika membuat studio game sendiri. Tapi ini adalah hal paling penting dan nomer satu yang harus dimiliki sebelum kita bicara apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara melakukannya. Jadi misalkan situasinya kamu sudah punya temen-temen yang akan mendirikan studio game bareng kamu, bisa berdua, bertiga, berlima, atau berapapun. Hal pertama yang harus didiskusikan adalah kenapa kamu ingin membuat studio game ini dan kemana ingin membawa studio game ini. Alasan ini bisa dijawab dengan misalkan masing-masing orang punya game impian yang ingin dia wujudkan, punya role model sebuah studio game yang ingin dibuat, atau mungkin punya mimpi untuk mendeliver sebuah experience tertentu. Saya yakin tiap founder pasti punya ekspektasi yang beda-beda tentang “mau dibawa kemana” studio game ini. Goal dari sesi di awal ini adalah memahami harapan tiap founder dan meramunya jadi sebuah dream atau vision dari studio game tersebut.

Goal itu yang nanti akan menjadi titik destinasi kemana tujuan dari “kapal” yang kalian akan gunakan bersama. Titik ini menjadi sangat penting karena dengan begitu kita bisa mengevaluasi diri dan berkaca, seberapa jauh posisi kita hari ini dengan titik tersebut. Apakah skill yang kita miliki sudah cukup, apakah man power yang kita miliki sudah sesai, apakah budget yang kita miliki sudah dapat menutup kebutuhan studio game kita, dan lain-lain. Sama kayak ketika kita mau travelling. Kita di Jakarta dan ingin pergi ke Bali. Mau naik apa, lewat mana, itu sangat berbeda-beda bagi setiap orang. Kalau ada yang punya uang banyak dan ingin segera sampai, bisa aja dia pakai pesawat. Kalau ingin berhemat, bisa ja cicil dulu via jalur darat dari jakarta ke jawa barat, dari jawa barat ke jawa tengah ,dst sampai tiba di Bali. Atau bisa saja di tengah jalan, ada hambatan yang membuat kita harus muter balik dulu. Yang penting selama kita tahu tujuan kita mau kemana, cara itu bisa dicari. Jadi sangat susah bagi seseorang untuk bisa maju kalau tidak tahu tujuannya kemana dan hanya muter-muter saja.

Bahkan, dalam perjalanan hidup sebuah studio game, titiknya mau berubah pun no problem. Misal dalam 2-3 tahun berkarir, yang tadinya mau bikin game kayak Zelda BOTW, terus tiba-tiba discover kalau sukanya bikin game puzzle point and click, itu pun gak masalah. Memang itu bagian dari discovery process kita. Selama perjalanan, kita akan semakin aware tentang apa kekuatan dan modal dari tim kita, apa yang kita ternyata suka dan gak suka, kemana arah trend dan market, dari semua itu, penting bagi kita untuk bisa adaptif. Jadi titik boleh berubah, yang gak boleh gak punya titik. Karena tanpa adanya titik tersebut, kita mau evaluasi hasil perjalanan kita tiap tahun pun jadi bingung. Apa tolak ukur kesuksesannya kalau tidak ada definisi suksesnya itu sendiri.

So buat kamu yang memutuskan untuk memulai untuk membuat studio game, segera temukan goal dari kapal kamu mau kemana. Tentukan apa yang jadi alasan, “why”, kita perlu membuat studio game. Pastikan semua founder sepakat untuk arahnya kesana dan jadikan goal tersebut sebagai bahan bakar semangat untuk bisa terjus berjuang dan maju.

avatar Adam Ardisasmita
About Adam Ardisasmita (1384 Articles)
CEO Arsanesia | Google Launchpad Mentor | Intel Innovator | Vice President Asosiasi Game Indonesia | Blogger ardisaz.com | Gagdet, Tech, and Community enthusiast.

Tinggalkan komentar