My Journal

[Travelling] Korea Day 2: Kereta ITX, Nami Island, Myeongdong

Menggunakan Kereta ITX

Hari kedua ini sebenernya kami berencana untuk berangkat pagi untuk naik kereta ITX menuju Nami Island. Lalu setelah itu juga berencana main ke Gangchon Rail Park, taman yang ada sepeda rel yang berjarak tempuh kira-kira 1,5 jam perjalanan menggunakan sepeda tersebut. Tapi apa daya, di hari pertama stamina kami langsung terkuras karena setelah melewati perjalanan terbang yang panjang langsung melakukan banyak aktivitas dan ditambah lagi cuacanya sedang kurang bersahabat, jadinya kami baru keluar dari hotel yang dijadwalkan pukul 8 pagi mundur ke pukul 11 siang :p

Sebelumnya saya ingin cerita sedikit mengenai kereta ITX. Jadi kalau untuk transportasi jarak pendek hanya sekitar Seoul saja, kami banyak menggunakan moda transportasi subway (kereta bawah tanah) atau MRT. Tapi kalau untuk yang jaraknya cukup jauh, kita bisa menggunakan kereta ITX ini, yang modelnya menggunakan tiket dan ada tempat duduknya. Udah gitu, tiketnya bisa dipesen Online juga. Nah untuk hari ini, kebetulan tiket berangkat saya dan istri sudah pesen online, namun gara-gara berangkatnya siang, tiketnya angus deh jadinya. Akhirnya kami beli tiket langsung di mesin jual tiket ITX. Beli tiket ITX ini juga prosesnya sangat mudah (dan yang pasti ada menu bahasa inggrisnya). Kita tinggal klik tujuan stasiunnya, lalu nanti keluar jadwal-jadwalnya, tinggal klik, lalu bayar deh. Abis itu tiket akan ke-print beserta nomer kereta, nomer gerbung, dan nomer kursi kita.

Bentuk kereta ITX yang nyaman dan bersih

Bentuk kereta ITX yang nyaman dan bersih

Nah, transfer dari subway ke ITX ini agak tricky sebenernya karena kartu TMoney untuk subway itu akan membaca stasiun kita masuk dan stasiun kita keluar lalu mengurangi saldo kita dari jarak stasiun tersebut. Kondisinya itu stasiun ITX sama subway biasanya sama (integrated), jadi kita bisa turun MRT naik ITX bisa turun ITX langsung lanjut naik MRT. Sistem yang sudah terintegrasi seperti ini yang membuat kita sangat nyaman untuk menggunakan public transportation di korea. Lalu trickynya adalah ketika kita naik ITX, jarak yang ditempuh ketika berada di ITX itu harusnya gak dihitung pas kita keluar stasion nanti. Untuk itu, di stasiun transit yang terintegrasi antara ITX dengan MRT, ada tempat untuk ngetap TMoney khusus untuk menunjukan kita akan boarding atau unboarding.

Urutannya, kalau kita dari MRT mau pindah ke ITX, kita jangan keluar dari stasiun, tapi ngetap Tmoney kita ke mesin khusus transisi yang sebelah kanan. Lalu kebalikannya, kalau turun dari ITX mau transisi ke MRT, tinggal tap mesin yang sebelah kiri.

Kalau transit dari MRT ke ITX

Kalau transit dari MRT ke ITX

Kalau transit dari ITX lanjut MRT

Kalau transit dari ITX lanjut MRT

Restoran Halal di Nami Island

Cara menuju Nami Island:

    • Naik ITX dari stasiun Cheongyagni (Line1)
    • Naik kereta ke arah Cuncheon
    • Berhenti di Gapyeong
    • Naik taksi ke arah Nami Island
    • Naik kapal feri ke pulaunya

Durasi perjalanan: 80-90 menit dari Cheongyagni

Biaya: ITX kira-kira 5.000 won perorang, taxi 3.000 won, kapal feri dan tiket masuk 8.000 won

Oh ya sedikit cerita tentang taksi, kami mengalami kejadian yang menarik ketika mau nyari taksi. Begitu keluar stasiun, di depan banyak taksi ngantri. Orang-orang berebutan menghampiri taksi-taksi yang berbaris itu. Pas kami nyamperin taksi yang agak di belakang, dia menolak kami dan langsung maju ke halte. Ternyata dia gak mau narik penumpang kalau gak naik dari halte. Terus juga taksi sebelah ada yang nolak penumpang berlima. Mereka hanya mau mengangkut empat penumpang sesuai peraturan yang berlaku. Dan yang paling oke, ada yang pengen nyelak antrian kita, ditolak juga oleh bapak taksi itu karena kita lebih dulu antri. Juara pak 🙂

Kami sampai di Nami Island jam 12 siang. Nami Island ini memang sebuah pulau kecil yang dibangun untuk menjadi sebuah taman wisata yang menarik. Tempatnya luas, banyak area yang bisa dijelajahi. Tapi karena sampai sana pas jam makan siang, jadinya hal pertama yang kami lakukan adalah makan siang dan sholat zuhur di sana. Istri saya sudah mengatur itinerary dimana disetiap hari pasti kita akan menuju lokasi yang ada tempat sholat yang proper. Di hari ke dua ini, Nami Island sengaja ditaro siang hari karena di sini ada musholanya dan juga ada restoran yang halal. Kegiatan pertama kami adalah makan siang.

Tempat Wudhu

Tempat Wudhu

Mushola

Mushola

Untuk mencari tempat makan yang halal dan juga mushola, patokannya adalah Nami Library. Pas masuk ke Nami Island, kita bisa langsung melihat ada information center untuk ambil peta. Nanti di peta akan keliatan ada Nami Library berjarak kira-kira 200 meteran lah dari gerbang masuk Nami ke Nami Library. Musholanya sih ada di dalam Nami Library lantai duanya. Kalau tempat makan halal di pulau Nami ini, lokasinya ada di sisi kanan dari Nami Library (agak tersembunyi emang). Tapi begitu masuk ke sisi samping Nami Library, bisa keliatan kok logo Halal di situ. Makannya adalah korean lunch box. Isinya nasi kayak nasi goreng, plus telur, terus kita bisa pilih mau dikasih toping apa, ada ayam, ada tuna, ada keju, dll. Nah cara makannya juga unik nih, kita dikasih lunchbox terbuat dari besi dan sepasang sarung tangan. Jadi sebelum makan, kita mengaduk isi di dalam luncbox itu dengan mengocok-ngocok kotak yang baru dikeluarkan dari kompor itu (jadinya kotaknya panas). Nanti kalau udah kecampur, baru kita makan.

Nami Library

Nami Library

Mushola dan Restoran Halal di Nami Island:

  • Cara menuju: Dari gerbang Nami, lurus terus aja sampai ketemu Nami Library. Restorannya ada di sisi pinggir Nami Library.
  • Kisaran harga: agak lupa sih, tapi kayaknya antara 6000-9000 won deh
  • Menu: Korean lunch box (nasi goreng, telur, dan sayur) + lauk (keju, tuna, dll)
  • Gratis: Air minum
Wujud korean lunch box setelah diaduk

Wujud korean lunch box setelah diaduk

Label Halal di depan pintu restaurant

Label Halal di depan pintu restaurant

Bermain-main Di Nami Island

Nami Island di bulan Mei, di musim semi ini, rasanya sangat nyaman dan indah. Banyak pohon rindang, rerumputan yang hijau, lapangan yang luas, bangku taman dimana-mana, dan angin yang sejuk. Saat itu juga kami berdua memutuskan untuk membatalkan destinasi kami ke Gangchon Rail Park dan puas-puasin main di Nami. Soalnya juga, kesempatan untuk norak-norakan di taman hari yang lalu gak kesampean jadinya kami mau puas-puasin main di taman di Nami Island. Berhubung Nami Island cukup besar, kami rental sepeda gandeng untuk berdua. Biayanya kalau tidak salah 10.000 won untuk satu jam dan menyerahkan kartu identitas (KTP Indonesia, mereka gak nerima passport).

Kami keliling-keliling Nami Island naik sepeda, terus ngeliat spot bangku taman yang kosong lalu berhenti dan ngaso-ngaso. Ternyata di daerah situ banyak sekali tupai dan mereka gak takut sama manusia, jadi asyik aja mereka lari-larian di taman. Lucu ngeliatnya. Angin sepoy2 gitu bikin kita berdua betah banget duduk-duduk santai di taman. Gak terasa udah jam 4 sore, udara sudah semakin dingin (tapi gak sedingin kemarin pas ujan). Oh ya, di sini ramalan cuacanya akurat, jadi kalau mau keluar liat dulu aja accuweather untuk ngecek bakal hujan atau enggak.

Naik Kapal Ke nami island

Naik Kapal Ke nami island

Pohon rindang di Nami Island

Pohon rindang di Nami Island

Setelah puas main dan keliling Nami, kami naik feri lagi dan dilanjut dengan naik taksi ke stasiun. Nah, pas mau pilih jurusan yang ke stasiun tadi kami berangkat, adanya malem keretanya -_- Duh, zong banget kalau nunggu kereta sekitar 3 jam gitu. Tapi ternyata ada kereta lain yang ke sekitar 5-6 stasiun sebelum itu dan bisa nyambung MRT ke myeongdong, akhirnya pilih yang itu aja deh, gpp nyambung MRT yang penting bisa langsung berangkat (kira-kira nunggu 40 menitan lah).

Ohya ada satu persitiwa yang menarik. Jadi di Korea itu keretanya super cepet kalau berhenti di terminal. Teman saya ada yang sempet ketinggalan kereta gara-gara sibuk ngeliat nomer keretanya bener atau tidak. Awalnya saya dan dea pun ternyata salah nunggu kereta di jalurnya, lalu nanya ke ibu2 yang jaga kios disuruh pindah line. Pas lagi duduk, ada bapak-bapak yang sudah cukup tua, pakai name tag besar, yang intinya dia bertugas membantu turis agar tidak bingung. Dia dengan aktif menyapa kami, menanyakan mau kemana, harus naik apa, dan keretanya kapan datangnya. Lalu pas ada turis lain, dia juga menghampiri dengan ramah turis tersebut, memastikan agar tidak salah naik kereta, walaupun bahasa Inggrisnya agak sulit dimengerti karena berlogat korea. Kata teman saya yang berkuliah di korea, itu merupakan salah satu program pemberdayaan untuk orang tua agar tetap produktif.

Bapak-bapak yang dengan ramah membantu turis

Bapak-bapak yang dengan ramah membantu turis

Belanja di Myeongdong

Myeongdong, pusat jajanan dan perbelanjaan utk turis

Myeongdong, pusat jajanan dan perbelanjaan utk turis

Myeongdong adalah tempat yang populer bagi turis untuk berbelanja. Di sini ada banyak sekali tenant-tenant besar seperti Zara, Guest, H&M, Line Popup Store, SM store, dan banyak lainnya. Istri saya emang udah ngincer lokasi ini untuk hunting barang-barang. Selama di Myeongdong, saya memperhatikan ada beberapa benda yang layak dibeli di Myeongdong dan ada juga yang sebaiknya jangan dibeli. Yang pasti, T-Shirt di sini mahal-mahal banget, rata-rata diatas 15.000 won untuk satu kaos. Jadi kalau kesini jangan ngincer kaos, nyari kaos di pasar tradisionalnya saja yang nanti akan saya share. Berikut akan saya bahas empat hal yang perlu di beli di korea, terutama di Myeongdong:

  1. Kosmetik: Istri saya sudah membawa list panjang daftar kosmetik apa yang ingin dibeli dan list daftar titipan temennya. Di Myeongdong, hampir tiap jalan ada toko kosmetik. Dan  bisa jadi di jalan yang berbeda ada toko kosmetik dengan brand yang sama. Dan memang, harga kosmetik di sini jauh lebih murah daripada di Indonesia. Ada beberapa kosmetik yang di Indonesia harganya 500 ribu, di korea cuma 200ribu. Dengan selisih segitu besar, wajar kalau Myeongdong adalah surganya kosmetik bagi wanita. Tak hanya itu, banyak juga kosmetik untuk cowo di sini -_-
  2. Street Food: Di korea ini street foodnya sangat beragam dan enak-enak. Tastenya so far sesuai dengan lidah orang Indonesia. Ada egg muffin, ada gurita press, ada rice cake, dan banyak lagi makanan menarik lainnya yang patut dicoba. Tapi ingat, harus hati-hati juga kalau milih makanan bagi yang muslim. Ada makanan yang saya kira itu belut, ternyata kata istri itu dari usus Babi yang mana bagi kami yang beraga islam tidak boleh memakannya. Favorit saya adalah rice cake atau bahasa koreanya Topoki. Isinya ada rice cake, fish cake, dengan bumbu red chili paste khas ala korea yang enak di lidah.
  3. Casing HP: Jadi di korea ini kayaknya orang sangat tergila-gila dengan casing HP, mulai dari anak remaja sampai orang tua. Modelnya pun beragam, dari yang hanya casing kulit biasa sampai dengan gambar karakter tokoh kartun. Ukurannya ada yang compact sehingga bisa diselipkan kartu kredit, TMoney, dan uang, atau ada juga yang model ukuran besar yang bikin HPnya jadi keliatan imut-imut dibandingin casingnya.Di berbagai tempat perbelanjaan hingga di sekitar stasiun pasti ada yang jual casing HP lucu-lucu.
  4. Kaos Kaki: Kalau Tshirt di korea mahal-mahal, justru kaos kaki di sini murah-murah dan lucu-lucu jenisnya. Dari ukuran ada yang standar kaos kaki normal di atas mata kaki, ada juga yang cuma nutupin sebagian kecil dari kaki untuk pengguna flat shoes. Gambarnya juga sangat beragam, ada yang couple socks, ada juga yang gambar hewan, dan yang lebih heboh lagi adalah gambar-gambar karakter Kpop. Aneh yah, padahal kan kaos kaki gak keliatan sama orang lain, tapi banyak banget yang jual kaos kaki lucu-lucu dengan berbagai desain. Oh ya, harganya juga paling kisaran 1000 won untuk satu kaos kaki.
Surganya kosmetik murah di Korea

Surganya kosmetik murah di Korea

Ricecake/topoki

Ricecake/topoki

Egg muffin

Egg muffin

Casing HP Idola KPop

Casing HP Idola KPop

Kaos kaki dengan berbagai desain dan ukuran

Kaos kaki dengan berbagai desain dan ukuran

Malam di hari kedua ini kami gak beli makan malem karena udah kebanyakan jajan di street foodnya myeongdong. Harganya bisa dibilang cukup terjangkau. Topoki itu satu mangkok 3000 won, terus beli kimbab (kayak sushi roll tapi versi korea isinya sayuran) harganya juga kisaran 2000-4000 tergantung mau berapa banyak, dan banyak jajanan lainnya yang bikin kenyang. Buat jaga-jaga juga kita sempet beli kentang dan ayam di Burger King (yang pada akhirnya gak kemakan di hotel :p).

Oke sekian dulu cerita day 2 di Korea. Kalau nulis blog travel agak lebih lama prosesnya dibandingkan nulis blog biasanya karena harus bolak-balik cek itinerary, cek bon, pilah2 foto, dll baru bisa dipost. Soalnya kalau informasi yang disampein di sini salah, kan kasian malah menyesatkan traveller lainya yang kebetulan menggunakan blog ini sebagai referensi. Tapi juga gak menutup kemungkinan ada informasi yang luput atau yang salah saya sampaikan yah :p hehehe Monggo kalau ada yang mau tanya-tanya bisa langsung comment atau mention akun twitter saya saja yah 🙂

About Adam Ardisasmita (1373 Articles)
CEO Arsanesia | Google Launchpad Mentor | Intel Innovator | Vice President Asosiasi Game Indonesia | Blogger ardisaz.com | Gagdet, Tech, and Community enthusiast.

6 Comments on [Travelling] Korea Day 2: Kereta ITX, Nami Island, Myeongdong

  1. Mas sy kn pny dslr canon 600d rencana mau dijual ganti gopro, mnt sarannya baikny diganti gak? Sy jarang pk canon berat bgtttt trs jg hasilny sih tajam dan bagus,tp takut nyesel genti gopro,mohon saranny tks

    Suka

  2. Klo untuk bisa dapat voucher diskon di korea, bgmn caranya ya ? Ada yg bilang qt bs print sendiri vouchernya. Voucherx utk apa sj ? Hny utk tempat masuk atau makanan jg ? Trmksh 🙂

    Suka

  3. Halo Mas! Aku rencananya mau ke korea november ini. Pengen nanya, utk tiket ITX beli on the spot apa pre-book dari webnya?

    Suka

  4. mas., mau tanya dong
    klo dari myeongdong ke Cheongnyangni itu naik apa ya?

    Suka

Tinggalkan komentar