Akhir bulan lalu Saya diundang untuk sharing di lembaga bimbingan belajar Genius Club. Sebagai alumni GC, saya sangat antusias dan senang bisa diundang kembali untuk berbagi dengan adik-adik yang sedang persiapan ujian seleksi perguruan tinggi. Rasa seperti nostalgia mengenang momen-momen perjuangan di GC ketika dulu saya bimbingan di sana.

Ketika SMA, eh MAN dulu, saya sempet keteteran konsep-konsep dasar terutama di matematika. Alhasil, pengembangan dari pelajaran tersebut di kelas berikutnya pun saya ikut keteteran. Ketika memutuskan untuk masuk STEI ITB, sayapun mencoba untuk memantapkan lagi konsep yang sempat terlewat. Kebetulan saya dapet rekomendasi dari teman satu MAN saya ada lokasi bimbingan intensif selama 6 minggu di Bandung. Tepat seperti yang saya butuhkan, bimbingan intensif untuk memantapkan lagi konsep pelajaran saya.

Lokasi GC bisa dibilang agak mencil, masuk-masuk ke gang gitu, tapi entah kenapa, selalu saja ramai tempatnya. Waktu jaman saya, yang ikut program intensif itu ada 60an orang, padahal GC gak pernah melakukan promosi dimanapun. Yang terjadi hanyalah informasi dari mulut ke mulut yang tersebar dengan sangat luas akan kualitas pembelajaran di GC. Fasilitas belajarnya bisa dibilang sederhana, tempat tinggal kami selama di sana berupa kos-kosan berupa rumah yang berisikan banyak kamar (saya inget saya di bagian belakang atas rumah tersebut, kamar kecil yang berisikan satu matras kasur dan satu lemari kecil saja), makanan sehari-hari juga seadanya, tapi ternyata yang menjadi daya tarik dari GC ini bukan fasilitasnya, tapi metode belajarnya.

Mas Veri, pemilik GC dan juga pengajar mata pelajaran matematika dan fisika, menurut saya merupakan guru yang luar biasa. Beliau bisa menjelaskan berbagai konsep dan teori dengan sangat baik, mudah dicerna, dan sering kali aplikatif. Saya yang dulunya benci matematika, menjadi bisa menguasai matematika dengan baik karena Mas Veri. Tak hanya itu, ketika di kelas, Mas Veri sering sekali menyelipkan pelajaran tentang kehidupan, tentang spiritual, tentang moral, tentang kedisiplinan, dan banyak hal lainnya. Guru-guru yang lainnya pun sama hebatnya dengan Mas Veri.

Sebelum ke GC, saya sempat ikut ujian saringan masuk mandiri ITB pertama, ujian masuk UGM, serta ujian masuk UI. Tapi baru setelah di GC ini saya merasakan sebuah capaian yang luar biasa dimana sebelum saya mengikuti ujian saringan masuk mandiri ITB kedua, saya memiliki kesiapan yang mantap, baik itu kesiapan secara teknis, mental, dan yang paling penting adalah spiritual. Mas Veri benar-benar mengajak kita untuk mendekatkan diri dan berdoa dengan khusu agar hati jadi tenang dan dijauhkan dari halangan. Akhirnya, saya pun bisa masuk ke STEI ITB yang kala itu merupakan jurusan tersulit untuk dimasuki di ITB (gak tau kalau sekarang udah bergeser).

Akhir kata, saya amat sangat merekomendasikan GC bagi adik-adik yang ingin mempersiapkan diri sebelum ujian masuk perguruan tinggi. Tapi yang perlu saya ingatkan, belajar di GC itu sangat disiplin dan keras. Saya yang bersekolah di MAN Insan Cendekia yang sehari-hari udah sangat keras pun masih merasakan atmosfir berbeda di GC. Tapi dibalik nuansa tersebut, kental sekali rasa kekeluargaan di antara kita sehingga kami para peserta didik dan para guru menjalani hari yang berat tersebut dengan semangat yang selalu segar 🙂