My Journal

Menyikapi Kenaikan BBM

gambar diambil dari nsx125.wordpress.com

Tanggal 1 April 2012 pemerintah merencanakan agar harga BBM bersubsidi dinaikan (kalau tidak salah hinggal 1500 rupiah). Argumentasinya adalah harga minyak dunia semakin tinggi, sedangkan besar subsidi yang harus dibayarkan juga meningkat. Belum lagi tidak tepat sasarannya BBM bersubsidi dimanfaatkan oleh masyarakat. Maksudnya tidak tepat sasaran adalah, BBM bersubsidi atau premium, sepatutnya digunakan oleh kalangan yang kurang mampu. Namun definisi kalangan kurang mampu itu seperti apa tidak jelas sehingga tidak tepat sasaran. Seharusnya, ada parameter “tidak mampu” yang digunakan agar BBM tersebut tepat sasaran. Misalnya dilihat dari besar CC. Untuk mobil ber-CC tertentu tidak boleh menggunakan premium. Tapi lepas dari itu, saya ingin menyoroti reaksi untuk menyikapi kenaikan BBM (dalam hal ini maksudnya adalah pengurangan subsidi BBM).

Kenaikan BBM tentu akan mempengaruhi berbagai sektor ekonomi di masyarakat. Dengan harga BBM naik, harga ikan, daging, telor, sayur, pakaian, dan semua harga lainnya bisa turut naik. Hal ini dipengaruhi oleh peran BBM yang sangat vital sebagai alat transportasi yang berimplikasi kepada biaya distribusi dan pengantaran barang. Imbas kenaikan harga seluruh bahan (terutama bahan pokok) ini tentu akan sangat mencekik masyarakat yang tidak mampu. Dari situlah muncul penolakan yang luar biasa besar terhadap kebijakan kenaikan harga BBM. Berbagai aksi mulai dari diskusi, seminar, hingga demonstrasi anarkis terjadi di berbagai belahan tempat di Indonesia. Saya rasa ini adalah hal yang wajar mengingat pemerintah sendiri kurang melakukan sosialisasi dan pencerdasan yang bertahap.

Masyarakat hanya tahu bahwa 1 April harga BBM naik, tapi mereka tidak tahu alasan di balik itu, imbas terhadap kenaikan harga tersebut, dan bagaimana pemerintah berusaha tetap menjaga kesejahteraan rakyatnya. Hemat saya, seharusnya pemerintah memberikan berbagai pencerdasan terkait kenaikan harga tersebut (terutama melalui media massa) yang dapat menunjukan kepada masyarakat awam bahwa kalau harga BBM tidak dinaikan, perekonomian kita akan kolaps. Pemerintah juga harus menunjukan jaminan bahwa dengan menaikan harga BBM, justru masyarakat bisa sejahtera. Metodenya seperti apa, langkah-langkahnya, hingga pelaksanaannya nanti harus jelas sejelas-jelasnya agar kita bisa memantau dan memonitor program pemerintah tersebut. Pemeran yang juga sangat penting dalam proses ini adalah media massa. Oleh karena itu, saya memohon kepada media massa agar bisa membantu pemerintah menyelamatkan Indonesia dengan cara memberikan akses kepada pemerintah untuk melakukan pencerdasan, membantu masyarakat memonitori program pemerintah, dan menjembatani komunikasi yang konstruktif.

About Adam Ardisasmita (1373 Articles)
CEO Arsanesia | Google Launchpad Mentor | Intel Innovator | Vice President Asosiasi Game Indonesia | Blogger ardisaz.com | Gagdet, Tech, and Community enthusiast.

5 Comments on Menyikapi Kenaikan BBM

  1. eh dam, koq bisa ada ad sich di wordpress? =0
    apa emank baru ya?

    #OOT

    Suka

  2. trus sekarang ilang @.@
    apa cman muncul kalo belom login ya

    Suka

  3. Tapi tapi gw bingung deh, kenapa ya bbm sekelas pertamax yg dijual di shell atau petronas itu harganya bisa lebih murah dr pertamax itu sendiri? Oktannya jg lbh bagus (katanya)

    Suka

  4. Entah kenapa ketika subsidi BBM dicabut gw paling kasian sama Pertamina. Gw ada feeling kenapa selama ini Shell, Petronas dkk tetep investasi di Indo gara-gara mereka mikir suatu saat Pemerintah Indo ga akan kuat ngasih subsidi buat BBM.

    Dan ketika ini terjadi, harga BBM non-subsidi bakal kalah saing sama Produk asing baik harga atau pun kualitas. #justsay.

    Suka

  5. makasihhhhhhhhhh

    Suka

Tinggalkan komentar