My Journal

Merasakan Nokia Lumia 800

gambar diambil dari guardian.co.uk

Yak, setelah mendapatkan Nokia N9 dari Nokia, saat ini saya mendapatkan (lagi dan gratis) Nokia Lumia 800. Secara fisik, mereka berdua ibarat anak kembar. Mirip banget. Saya juga sering ketuker mau make yang satu tapi yang keambil yang lain. Mana dua2nya warnanya sama2 Cyan -__-. Tapi ya sudahlah, saya ingin sedikit mengulas perbandingan yang saya rasakan dari kedua anak kembar ini.

Pertama tentang N9 dulu, saya sudah menulis banyak di sini. Sekarang saya ingin membahas sekilas tentang Lumia 800. Kalo dari badan, secara fisik sekilas sama. Perbedaan antara Lumia 800 dengan N9 adalah pada Lumia 800 terdapat satu tambahan tombol di sisi kanan untuk shutter kamera serta ada tiga buah tombol di bagian bawah layar untuk back, menu, dan search. Selain itu, keduanya sama persis. Bahkan hingga mini adaptor untuk microsimcardnya sama, chargernya sama, hingga bonus casing-nya juga dari bahan yang sama. Jadi nanti klo ngeliat Nokia dengan bahan polycarbonate, perhatiin aja layarnya. Klo ada tiga tombol touchscreen di layar bagian bawahnya, berarti itu Lumia, bukan N9.

Lalu dari segi performa, menurut saya Windows Phone memiliki performa yang baik. Didukung dengan prosesor 1,4 ghz, mau ngebuka apa aja lancar. Tapi yang menarik menurut saya adalah UI-nya. Di Lumia, home screen isinya kotak-kotak yang ceritanya adalah ikon tapi bukan sekedar ikon. Kenapa? Soalnya ikon2 tersebut “hidup”. Gambarnya bisa berubah-ubah sesuai konten dan sangat interaktif sehingga membuka homescreen menjadi menyenangkan karena kesannya Live. Lalu yang menarik adalah UX dalam memberikan feedback terhadap aksi. Entah kenapa kok Microsoft jadi super niat buat memperhatikan detail dan UX, hampir tiap aksi yang kita lakukan, pasti ada efek transisi atau animasinya. Sepertinya Lumia sedang mencoba memanjakan mata kita dengan gerakan-gerakan yang unik di tiap aksinya :p.

Yang paling menarik perhatian saya adalah integrasi. Masalah yang saya temukan belakangan ini (semenjak banyak social network) adalah adanya duplikasi akun pada kontak di handphone saya. Ada akun FB, twitter, nomer HP, contact dari google, dan banyak lainnya. Lumia memudahkan saya untuk mengintegrasikan semuanya dalam satu kontak. Hasilnya adalah ketika saya klik kontak tersebut, semua tweet, update status, dan info-info lainnya bisa langsung tersaji. Lalu orang tersebut bisa saya taro di homescreen sehingga ketika dia mengupdate statusnya, langsung terlihat tanpa harus membuka aplikasi apapun. Buat para stalker pasti tergiur kan? Bukan hanya itu loh, kita bisa mengkategorikan kontak-kontak ke dalam satu grup. Misalkan saya bikin grup cewe2 cantik di ITB 2008, lalu saya masukan kontak mereka ke dalam grup tersebut, lalu grup tersebut saya taro di home screen, sekarang klo mau tau mereka lagi apa, tinggal pencet ikon grup tersebut. Hehehe. Fitur ini yang menurut saya belum ada di Platform manapun padahal masalah multiple account dan integrated account sudah menjadi isu yang saya rasakan sejak lama.

Kemudian dari segi daya tahan batre, saya kira karena dia satu darah dengan N9, bakalan boros juga batrenya. Ternyata lebih awet daripada N9 :). Selain itu, jumlah apps yang ada di marketplace windows phone juga sudah cukup banyak. Memang belum sebanyak iOS ato android, tapi apps2 essential (buat saya) seperti FB, Twitter, 4square, news, games, dll sudah tersedia dan bisa diunduh dengan mudah. Apalagi pertumbuhan pengguna dan developer windows phone semain pesat, tak lama lagi marketplace windows phone juga akan dibanjiri oleh berbagai aplikasi berkualitas. Sebenernya masih banyak lagi fitur menarik di windows phone, tapi daripada saya cerita banyak, mending cobain sendiri aja :p

Melihat keseriusan Microsoft dan Nokia dalam menggarap Lumia, saya gak heran klo ramalan gartdner bahwa beberapa tahun lagi Windows Phone akan mengalahkan Apple dan Android akan terwujud. Saya benar-benar merasa nyaman menggunakan Lumia walaupun baru beberapa hari di tangan. Mungkin untuk saat ini masih belum bisa bersaing face to face dengan iPhone. Tapi klo Microsoft dan Nokia bisa konsisten mendengarkan keinginan pasar dan berinovasi, Apple bakal kedatengan lawan yang serius nih di industri mobile.

About Adam Ardisasmita (1373 Articles)
CEO Arsanesia | Google Launchpad Mentor | Intel Innovator | Vice President Asosiasi Game Indonesia | Blogger ardisaz.com | Gagdet, Tech, and Community enthusiast.

8 Comments on Merasakan Nokia Lumia 800

  1. nah Dam, supaya ga ketuker, salah satunya bisa dikasih secara cuma-cuma ke gw lho :p hahahaha

    Suka

  2. keren! saya juga pernah liat punya kak Ansel (yang katanya gratisan juga), UInya memang bagus.. aplikasi developernya apa kak? tetap Qt? ๐Ÿ™‚

    Suka

  3. Ansel pake Lumia 710, yang saya review Lumia 800. Seharusnya sih tidak beda ๐Ÿ˜€
    Developernya pake WP SDK sendiri, bukan Qt. ๐Ÿ™‚

    Suka

  4. Sy pakai juga lumia800 yang sy temukan ada masalah pada kamera kalau pakai tombol shuter hasilnya akan blur sama di tap juga kurang begitu bagus walaupun diset 8mp juga pada bluetooth samapi sekarang belum bisa pairing dgn perangkat apapun.
    Kalau ada solusi kasih tau ya…thx lam kenal

    Suka

  5. Halo Andi,
    wah saya belum pernah merasakan itu. Mungkin pencahayaannya kurang, lensanya buram, atau ada sensor yang tidak bekerja dengan baik. Coba dibawa ke nokia care saja ๐Ÿ™‚

    Suka

  6. apakah kalau qta mengupdate status di facebook akan tertera dari mana qta mengupdatenya ??

    Suka

  7. kalo suaranya gimana boz? Kenceng g’? Pengen bener lah sama Lumia 800 dan Lumia 900….!!!

    Suka

Tinggalkan komentar